Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Dharma Pertiwi menggencarkan kampanye pencegahan stunting atau gagal tumbuh kembang anak di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Kendari, Jumat, mengatakan kasus stunting atau kekurangan gizi kronis di Sultra merupakan yang tertinggi dari 34 provinsi di Indonesia sehingga perlu upaya mencegah gagal tumbuh anak.
"Jujur aja ya Sultra itu stuntingnya masih naik, seluruh provinsi di Indonesia hanya Sultra yang stuntingnya naik dibandingkan tahun 2019 dan 2021," kata Hasto saat kunjungan kerja di Kota Kendari bersama Ketua Umum Dharma Pertiwi Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Andika Perkasa di Kendari.
Ia mengaku, pihaknya telah mendapat arahan dari Presiden Indonesia Joko Widodo, dimana pada tahun 2024 angka gizi kronis harus berada di angka 14 persen.
Untuk mencapai hal itu, pihaknya bersama Dharma Pertiwi menggencarkan kampanye cegah stunting dan mencanangkan Gerakan Keluarga Berencana (KB) kepada ibu-ibu di Kota Kendari.
"Tadi ada ibu yang anaknya sudah lima belum KB, alhamdulillah dengan kedatangan tim ini terus didorong untuk KB," ujar dia.
Bahkan ke depan pihaknya menggandeng TNI dan Polri dalam kampanye kiat-kiat pencegahan gagal tumbuh pada anak di tengah masyarakat seluruh Sultra sehingga menekan angka bayi-bayi dengan gizi kronis.
"Alhamdulillah dibantu dengan teman-teman TNI dan nantinya Polri untuk kemudian kita bergerak menggerakkan masyarakat agar mereka mencegah supaya tidak lahir bayi-bayi stunting," ujar Hasto.
Baca juga: BKKBN dan Dharma Pertiwi edukasi peserta KB di Kendari Sultra
Ketua Umum Dharma Pertiwi, Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Andika Perkasa dalam sambutannya berharap kegiatan yang dilakukan pihaknya dapat memberikan kontribusi dan bukti nyata di lapangan dalam percepatan penurunan angka stunting yang terjadi di Indonesia.
Dia menyebutkan kegiatan itu meliputi edukasi KB Metode Operasi Pria (MOP) vasektomi; Metode Operasi Wanita (MOW) tubektomi, dan intrauterine device (IUD), demo memasak menu gizi seimbang bagi bayi dua tahun dan ibu hamil, pemberian bingkisan makanan tambahan bernutrisi tinggi, serta edukasi kepada ibu-ibu Persit.
"Sehingga diharapkan ibu-ibu istri prajurit TNI dapat memberikan contoh kepada masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan gizi," katanya.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 angka prevalensi stunting di Sultra sebesar 30,02 persen berada di atas rata-rata nasional. Sedangkan prevalensi angka kasus stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen dan pemerintah berusaha menurunkannya menjadi 14 persen pada 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN-Dharma Pertiwi gencarkan kampanye pencegahan stunting di Sultra