Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menginformasikan bahwa penerima vaksin COVID-19 dosis penguat di Indonesia bertambah sebanyak 157.195 orang pada Minggu (5/6) sehingga total penerima hingga kini mencapai 46.521.942 orang.
Menurut data Satgas Penanganan COVID-19 yang diterima di Jakarta, Minggu, ada penambahan sebanyak 54.325 orang yang hari ini mendapatkan vaksin dosis lengkap sehingga total menjadi 167.699.028 orang.
Sementara itu, jumlah total warga yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama hingga saat ini mencapai 200.472.525 orang atau bertambah 34.777 orang.
Satgas Penanganan COVID-19 juga menginformasikan kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 388 orang pada Minggu (5/6) sehingga total pada saat ini mencapai 6.056.800.
Sedangkan kasus sembuh COVID-19 di Tanah Air bertambah sebanyak 204 orang, sehingga jumlah total keseluruhan hingga saat ini menjadi 5.896.752 orang.
Berdasarkan data juga diketahui bahwa terdapat lima kasus meninggal akibat COVID-19 di Indonesia, yakni berasal dari Jawa Tengah dua orang, Jawa Barat satu orang dan Yogyakarta satu orang dan Jambi satu orang.
Sementara itu, Satgas juga kembali mengingatkan masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19 mengingat saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19.
Protokol kesehatan yang dimaksud antara lain menggunakan masker khususnya saat berada di dalam ruangan, saat sedang sakit, saat berada di angkutan publik, serta bagi mereka yang memiliki komorbid.
Selain itu, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak dan juga menghindari kerumunan.
Sementara itu, Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo kembali mengingatkan pentingnya vaksinasi penguat atau booster bagi kelompok lansia guna memberikan perlindungan yang lebih optimal.
Menurutnya peningkatan cakupan vaksinasi dosis penguat diperlukan untuk menurunkan angka hospitalisasi dan mencegah sakit dengan gejala yang berat.
"Pada kenyataannya vaksinasi terbukti dapat menurunkan angka hospitalisasi dan mencegah sakit dengan gejala yang berat," katanya.