Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) berkomitmen membantu para pelaku usaha di sektor pertanian hortikultura agar mendapatkan akses listrik andal, sehingga bisa meningkatkan produktivitas petani di Indonesia.
Pada Senin (20/12/2021) lalu, komitmen PLN yang mengambil peran dalam mewujudkan pertanian modern Indonesia diperkuat dengan penandatanganan nota kesepahaman dengan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan di Jakarta, Kamis mengatakan pemanfaatan teknologi di tanah Indonesia yang subur menjadi aset berharga untuk pengembangan pertanian.
"Penetrasi teknologi juga mampu mengubah wajah pertanian Indonesia dari yang sebelumnya sangat tradisional menjadi lebih modern," ujarnya.
Darmawan menambahkan bahwa perkembangan teknologi memberikan harapan dan dukungan terhadap sektor pertanian untuk menghadapi berbagai tantangan.
Menurutnya, bidang agraris yang sebelumnya lebih sering digarap oleh penduduk pedesaan pun menjadi lebih menarik untuk kalangan muda dan generasi milenial.
Melalui program electrifying agriculture, PLN melihat lebih banyak petani bisa tersenyum karena kerja kerasnya membangun sektor pertanian mendapatkan hasil maksimal.
Saat ini, keberadaan listrik bukan hanya sekadar penerangan, tetapi juga akan menciptakan beragam cerita sukses dalam setiap kehidupan.
Program electrifying agriculture merupakan komitmen PLN dalam mengimplementasikan nilai BUMN berupa amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaborasi atau disingkat AKHLAK.
"Kami siap mendukung kebutuhan ketenagalistrikan on farm, off farm, dan pascapanen program Kementerian Pertanian khususnya Ditjen Hortikultura dalam hal pengembangan kampung hortikultura, penumbuhan UMKM hortikultura dan digitalisasi pertanian," kata Darmawan.
Lebih lanjut, dia menyampaikan ada banyak kesan positif yang disampaikan para petani setelah mengikuti program electrifying agriculture terkhusus sektor hortikultura. Mesin pendingin, misalnya dibutuhkan pascapanen untuk menjamin kesegaran produk.
"Dengan begitu, produk pertanian lebih mampu bersaing. Petani menyatakan bisa menghemat biaya operasional, pekerjaan mereka menjadi lebih mudah dan produktif, hasilnya juga lebih banyak dan maksimal," ucap Darmawan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dukungan teknologi akan meningkatkan kualitas dan hasil pertanian, sehingga bisa menyejahterakan kehidupan mereka, apalagi didukung sumber daya alam yang melimpah di Indonesia.
"Tentunya, hal ini harus didukung dengan hal yang paling penting, yaitu kerja sama dengan seluruh stakeholders termasuk dengan PLN pada kesempatan kali ini," ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengungkapkan bahwa kegiatan hortikultura tidak lepas dari listrik karena banyak kegiatan maupun aktivitas hortikultura membutuhkan tenaga listrik.
Menurutnya, aktivitas hortikultura yang dekat dengan listrik tidak hanya di kota, tetapi juga di desa, bahkan sampai ke pelosok daerah.
"Saya percaya jika hortikultura yang modern, semakin baik dan menjangkau daerah sampai ke pelosok bisa meningkatkan ekonomi para petani," papar Prihasto.
Melihat kesuksesan program electrifying agriculture di Enrekang, Sulawesi Selatan, dia optimistis sektor hortikultura Indonesia memiliki masa depan yang cerah.
Selain berhasil menekan 60-70 persen ongkos petani bawang, lampu-lampu yang dipasang di lahan pertanian juga mengurangi penggunaan pestisida secara signifikan, sehingga meningkatkan kualitas bawang.
Keuntungan lain, sentra pertanian bawang di Enrekang bahkan saat ini menjadi kawasan agrowisata. Lampu light trap yang terang dengan beragam warna menarik masyarakat untuk datang menawarkan wisata malam yang eksotis dan indah.
"Saya berharap kerja sama ini terus berlanjut sampai ke pelosok, daerah terpencil. Mudah-mudahan dengan kerja sama ini bisa memberikan yang terbaik bagi petani pada umumnya dan petani hortikultura pada khususnya," ucap Prihasto.