Kendari (ANTARA) - Sebanyak 100 pendamping pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara memiliki sertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk menjamin kompetensi dalam mengawal para pelaku UMKM.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Selasa, mengharapkan para pendamping yang bersertifikasi bisa terus mendorong dan menumbuhkan kemampuan dan produktivitas para pelaku UMKM yang siap bersaing di kancah nasional hingga internasional.
"Teman-teman yang sudah lulus sertifikasi BNSP. Ini sudah kualifikasi nasional. Mudah-mudahan dengan pengetahuan dan konsep yang sudah disampaikan kepada mereka bisa ditularkan kepada pelaku UMKM minimal 10 orang," kata Sulkarnain.
Sulkarnain menjelaskan, setiap satu pendamping nantinya bakal mendampingi 10 pelaku UMKM, agar pelaku usaha tersebut bisa naik kelas dan memajukan usaha mereka.
Para pendamping, lanjut dia, dituntut mendorong pelaku UMKM supaya usaha mereka terstandarisasi, tidak lagi konvensional, serta mengikuti prosedur dan tahapan yang ada, sehingga pelaku usaha bisa mengakses pasar, permodalan dan berbagai potensi kerja sama dengan pengusaha-pengusaha nantinya.
"Mudah-mudahan dengan program yang digagas oleh Kendari Preneur berupa go digital, go modern, go online dan go global bisa semakin memotivasi teman-teman pelaku UMKM apalagi situasi dan kondisi kita saat ini masih pandemi COVID-19," ujar Wali Kota.
Ia juga menambahkan, demi mendorong kemajuan UMKM yang ada di kotanya, pemerintah setempat bakal menyediakan 400 slot bagi pelaku UMKM agar bisa mendapat sertifikat BNSP di 2022.
Sementara itu, Ketua Kendari Preneur Syarif Maulana mengatakan pihaknya menginisiasi kegiatan sertifikasi ini sehingga para pendamping pelaku UMKM dipastikan memiliki kualitas teruji secara nasional.
Pihaknya, tambah dia, juga berkomitmen mendorong agar UMKM di Kota Kendari bisa menembus ke pasar digital (modern market) dan mengangkat produk unggulan di daerah ke skala nasional hingga ke kancah internasional.
"Jadi kalau sudah ada produk ekspor otomatis kinerja akan lebih tinggi, akan lebih disiplin karena syarat menuju ekspor itu berat administrasinya, proses produksinya itu ketat sekali luar biasa. Nah, ini kita ingin dorong satu atau dua produk unggulan di Kota Kendari bisa ekspor," katanya.
Tamrin Amrullah, salah satu penerima sertifikat BNSP, mengatakan dirinya bisa menerima sertifikat tersebut setelah melalui berbagai tahapan mulai bimbingan teknis hingga ujian kompetensi yang waktunya selama kurang lebih dua bulan.
"Yang paling penting adalah bagaimana mengamalkan ilmu yang kami dapatkan. Jadi, kami per orang akan mendampingi 10 pelaku UMKM mulai bagaimana pengenalan produknya, pemasaran, akses modal, termasuk pelaporan keuangan dan seterusnya," katanya.