Kendari (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat lebih dari 3.500 orang penenun lokal yang saat ini aktif memproduksi kain tenun khas Sultra dan tersebar di 17 Kabupaten dan Kota.
Sekretaris Dekranasda Sultra Herawati Muchlisi, di Kendari, Selasa, mengatakan dari 3.500 orang penenun lokal yang tersebar se Sultra Kabupaten Muna menjadi penyumbang terbanyak jumlah penenun yakni berkisar 800an orang.
"Kabupaten Muna dengan pusat industri tenun lokal Masalili nya itu memiliki penenun terbanyak di Sultra kemudian di susul Buteng, Muna Barat, Baubau, Buton dan Buton Selatan,” kata Herawati.
Menurutnya, melakukan hilirisasi produk tenun Sultra dengan memastikan tenun tersebut diproduksi oleh pengrajin di wilayah Sultra secara tidak langsung akan membantu menjaga kelestarian budaya tenun itu sendiri sekaligus dampak ekonomi akan dirasakan langsung oleh mereka.
Herawati mengatakan Dekranasda sangat mendukung penuh hilirisasi industri tenun lokal khas Bumi Anoa untuk bisa menasional dengan kolaborasi lintas sektor dan memaksimalkan promosi kain tenun Sultra melalui berbagai kegiatan-kegiatan nasional.
"Jadi hilirisasi tenun ini harus kita dukung guna terus menghidupkan para pengrajin tenun tradisonal kita yang tersebar di daerah – daerah,” katanya.
Ia berharap para pengrajin tenun lokal juga bisa menangkap peluang tersebut untuk meraup nilai ekonomis semaksimal mungkin namun tetap menjaga dan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.
"Sebagai bentuk dukungan kepada para pengrajin Pemerintah Kabupaten dan Kota juga harus aktif melakukan pendataan Hak kekayaan Intelektual (HAKI) bagi motif – motif khas daerah untuk melindungi warisan budaya,” tambahnya.