Kendari (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memeriahkan peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Ke-49 PKK pada 2021 mengajak kepada kaum perempuan di Sultra untuk segera berusaha bangkit dari pandemi COVID-19
"Meski masih dalam suasana masa pandemi COVID-19 mari kita bersama-sama untuk mewujudkan keluarga sebagai pelopor perubahan menuju Indonesia Maju," kata Ketua TP PKK Sultra Agista Ariany Ali Mazi saat membuka secara langsung kegiatan HKG PKK Sultra di salah satu hotel di Kendari, Rabu.
Kegiatan HKG selama 17-18 Maret 2021 ini mengawali hari pertama dengan tiga kegiatan, yakni seminar, lokakarya, dan pameran mini produk pangan dan kerajinan.
Agista Ariany usai membuka kegiatan HKG lalu mengunjungi stan pameran, sekaligus menjadi narasumber lokakarya bersama beberapa pemateri lainnya.
Seminar yang digelar bertajuk "Diversifikasi pangan lokal dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi keluarga di masa pandemi COVID-19", sedangkan lokakarya bertema "Pendidikan karakter di lingkungan keluarga mewujudkan keluarga sebagai pelopor perubahan menuju Indonesia maju". Dua kegiatan ini diikuti oleh para pengurus TP PKK kabupaten/kota dan organisasi perempuan di Sultra.
Pameran mini diikuti TP PKK kabupaten/kota se-Sultra yang menampilkan produk-produk olahan pangan dan kerajinan hasil Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK di masing-masing kabupaten/kota.
Rencananya, pada hari kedua, bertepatan dengan puncak peringatan HKG Ke-49 PKK, panitia menggelar lomba fesyen diikuti para ketua TP PKK kabupaten/kota se-Sultra dengan mengenakan pakaian adat perempuan daerah masing-masing.
"Selain untuk memeriahkan peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-49, lomba ini merupakan wadah untuk menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi ibu-ibu dalam mengembangkan pakaian adat daerah masing-masing. Saya berharap, ketua TP PKK kabupaten/kota ikut dan tidak diwakili," ujar Agista Ariyani yang juga Ketua KONI Sultra itu.
Agista juga menyoroti salah satu kendala utama industri kecil yang dikelola para kaum perempuan, terutama yang bergerak dalam pengolahan makanan dan kerajinan.
Kendala itu, tentang pemasaran produksi, masih rendah kualitas kemasan produk.
"Yang belum mampu memenuhi selera pasar, baik lokal maupun nasional. Untuk itu, perlu berupaya untuk membuat hasil-hasil produk dengan kemasan yang menarik," katanya.
Padahal, katanya, secara potensi, setiap daerah di Sultra memiliki keunggulan masing-masing yang dapat dioptimalkan untuk menghasilkan produk berbiaya murah karena bahan baku mudah diperoleh, dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan kebersihan dalam proses pengolahannya dan ramah lingkungan.