Jakarta (ANTARA) - Tim SAR gabungan mengevakuasi 26 kantong jenazah pada hari kedelapan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu (9/1) di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
"Hasil temuan hari ini adalah untuk 'body part' sebanyak 26 kantong, kemudian serpihan kecil badan pesawat delapan kantong, dan potongan besar badan pesawat satu bagian," kata Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Mayjen TNI Bambang Suryo Aji di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu.
Adapun akumulasi penemuan terhitung sejak hari pertama hingga hari kedelapan pukul 19.30 WIB adalah bagian tubuh sebanyak 298 kantong, serpihan kecil pesawat sebanyak 54 kantong dan potongan besar 51 bagian.
Suryo menyampaikan misi pencarian oleh tim penyelam pada hari kedelapan telah dihentikan karena keterbatasan jarak pandang di malam hari.
Namun pencarian perekam pembicaraan pilot di kokpit (cockpit voice recorder/CVR) akan dilanjutkan dengan menggunakan "remotely operated vehicle" (ROV).
"Malam ini masih dilaksanakan pencarian dengan menggunakan ROV. Untuk operasi penyelaman malam ini dihentikan karena keterbatasan penerangan. Jadi malam ini fokus pencarian CVR menggunakan ROV," ujar Suryo.
Pada Sabtu, Kapal Negara (KN) Trisula dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menemukan tujuh potong pakaian yang diduga adalah milik penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) juga mengevakuasi 17 kantong jenazah, tiga kantong serpihan kecil pesawat dan satu kantong berisi dokumen.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut (nautical mile/nm) di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri enam kru aktif dan enam kru ekstra.