Kendari (ANTARA) - Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara Sulkarnain Kadir, mengajak para pelaku usaha perhotelan, rumah makan dan lainnya agar berpartisipasi menjalani uji usap antigen yang dilaksanakan pemerintah kota guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Tetap kita lakukan (uji usap antigen). Saya sudah berkomunikasi langsung dengan para manajer hotel, mereka sudah setuju dan kita sudah rumuskan bagaimana langkahnya dan pekan ini sudah dimulai," kata Sulkarnain, di Kendari, Senin.
Menurut Sulkarnain, para pelaku usaha penting dilakukan uji usap, untuk memastikan mereka tidak terinfeksi virus COVID-19, karena dunia usaha diperbolehkan membuka usahanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Memang ini ada beberapa yang kita lakukan di beberapa tempat usahanya mereka, karena kita tetap ingin roda ekonomi tetap berjalan, dan semangat kita untuk mengatasi COVID ini tetap ada," ujarnya.
Sulkarnain menyampaikan jika karyawan di tempat usaha didapatkan hasil reaktif, maka akan dilihat posisi kerja dari karyawan tersebut, jika bekerja hanya di satu titik, maka hanya karyawan tersebut yang diistirahatkan, namun jika karyawan tersebut aktif di seluruh ruangan, maka tempat usaha tersebut akan ditutup guna dilakukan sterilisasi.
"Kita lihat kasusnya karena kan berbagai macam tipe-nya, ada karyawan yang memang aktivitasnya terbatas hanya satu ruangan, itu kita hentikan hanya yang bersangkutan. Tapi kalau ada karyawan yang memang aktivitas mobilitasnya tinggi dan menyentuh seluruh bagian, ya... mungkin kita pertimbangkan untuk menutup," tambahnya.
Ia juga menyampaikan, bahwa pemerintah kota akan selalu berusaha menjaga keseimbangan antara penanganan pandemi COVID-19 dan selalu berusaha agar ekonomi di kota itu juga tetap terjaga.
"Alhamdulillah kita di kota Kendari ini, situasi ini masih dalam pengendalian kita, masih dalam on the track, karena COVID-19 tertangani dan ekonominya masih bisa kita kondisikan dengan baik," katanya.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kendari mencatat hingga 6 Desember 2020 jumlah kasus positif sebanyak 3.498 orang, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 3.212 orang, 244 orang masih dalam perawatan isolasi atau karantina dan 42 orang dinyatakan meninggal dunia.