Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBNN) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mengingatkan keluarga agar senantiasa menjaga keseimbangan gizi balita atau anak guna mencegah terjadinya stunting atau kondisi gagal tumbuh.
"Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Kasus stunting terjadi sangat besar pengaruhnya dari pemenuhan gizi anak terutama dibawah lima tahun," kata Kepala BKKBN Sultra Asmar di Kendari, Selasa.
Dikatakan, penanggulangan stunting menjadi perhatian spesial bagi BKKBN sebagai salah satu yang mempunyai amanah dalam membantu masyarakat.
Di Sultra kata dia, terdapat enam kabupaten yang menjadi lokus penanganan stunting, yakni Kabupaten Buton, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton Selatan.
Menurut dia, pencegahan terjadinya stunting itu tidak hanya dimulai dari pemberian gizi kepada anak, tetapi harus dilakukan sejak persiapan seorang wanita menjadi seorang calon ibu yang sedang hamil.
"Jadi mulai dari calon ibu, kemudian hamil itu sangat penting diperhatikan karena itu 1.000 hari pertama kehidupan atau HPK," katanya.
Ia menambahkan, langkah yang dilakukan BKKBN Sultra pada enam daerah lokus stunting itu adalah melakukan sosialisasi kepada keluarga-keluarga ibu hamil, kemudian keluarga yang memiliki anak balita, tokoh masyarakat dan seluruh komponen masyarakat lainya di tingkat desa, dan terlebih khusus lagi pada masyarakat yang ada di Kampung KB.
"Seperti yang telah kami lakukan yaitu sosialisasi materi dan media KIE Proyek Prioritas Nasional (Pro PN) dalam upaya penurunan stunting di daerah lokus stunting tersebut," katanya.