Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara, mewajibkan Trans Studio Kendari menyerap tenaga kerja yang 80 persen berasal dari kota itu sebagai karyawan jika dibuka nantinya.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengatakan pihaknya mengizinkan pembangunan Trans Studio di kota itu karena telah memberikan dua syarat dan syarat itu telah di setujui pihak Trans Studio.
"Pertama saya minta nanti kalau sudah beroperasi tenaga kerjanya minimal 80 persen orang Kendari, ini menjadi syarat untuk kemudian saya mengizinkan," kata Sulkarnain, di Kendari, Senin.
Dikatakan Sulkarnain, syarat tersebut diberikan kepada pihak Trans Studio karena ia tidak ingin melihat warganya hanya menjadi penonton dari investasi yang ada di kota itu, tapi bisa mendapatkan manfaat pekerjaan.
Kemudian syarat kedua yang diberikan pemkot adalah jika nanti Trans Studio dibuka, maka pengusaha lokal juga harus diizinkan masuk ke tempat tersebut.
"Sehingga kalau nanti ada yang masuk pengusaha di Kota Kendari, kita bersama-sama tumbuh, masyarakat juga ikut menikmati. Masyarakat juga ikut merasakan nanti dampak dari pertumbuhan ekonomi," ujar Sulkarnain.
Dikatakannya, jika proses pengerjaan Trans Studio tersebut berjalan lancar tanpa ada kendala, maka diprediksi tahun depan sudah dapat diresmikan untuk umum.
"Ini sebagai bentuk bahwa Kota Kendari sudah dilirik banyak pihak, sudah diperhitungkan di tingkat nasional. Tidak usah khawatir, nggak usah ragu, kami akan terus menjaga hak-hak masyarakat Kota Kendari, sehingga masyarakat bersama-sama juga ikut merasakan dampak dari pertumbuhan ekonominya," tutur Sulkarnain.
Pembangunan Trans Studio Kendari terletak di atas lahan seluas 5 hektare untuk mall dan wahana permainan, yang berlokasi di Jalan Antero Hamra, tepatnya di sekitar Kali Kadia, samping MTs Negeri 1 Kendari.