Kendari (ANTARA) - Masyarakat Kota Kendari yang menjadi ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara boleh berbangga karena sekarang ini memiliki tambahan ikon baru setelah sebelumnya ada Tugu Religi yang dibangun saat kota ini menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional tahun 2004 kemudian Masjid Al Alam yang dibangun di tengah laut dan yang terbaru adalah Jembatan Teluk Kendari.
Jembatan Teluk Kendari yang menghubungkan Kota Lama dengan Poasia sepanjang 1.348 meter tersebut hari ini atau Kamis (22/10) diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Proyek pembangunan Jembatan Teluk Kendari ini dikerjakan dengan masa pelaksanaan selama 5 (lima) tahun secara multiyears dengan masa pemeliharaan proyek selama 3 (tiga) tahun. Jembatan Teluk Kendari memiliki panjang bangunan dengan total 1.348 (seribu tiga ratus empat puluh delapan) meter dimana jembatan tersebut memiliki 4 (empat) lajur dengan total lebar jembatan 20 (dua puluh) meter.
Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lingkup pekerjaan konstruksi, antara lain pembangunan jalan pendekat atau oprit (602,5 m), approach span (357,7 m), side span (180 m), bentang utama atau main span (200 m).
Kehadiran Jembatan Teluk Kendari di Provinsi Sulawesi Tenggara akan berdampak positif bagi pengembangan Kota Kendari terutama di bagian selatan kota. Jembatan Teluk Kendari tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar terutama sebagai penunjang sistem jaringan jalan yang ada. Hal tersebut berguna dalam rangka proses percepatan pengembangan wilayah Kota Kendari.
Selain itu, jembatan tersebut dapat memangkas waktu tempuh sekitar 30 (tiga puluh) menit dari Kota Lama menuju Poasia. Dengan dibangunnya jembatan yang menghubungkan teluk tersebut diharapkan dapat menjadi ikon (landmark) baru di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tidak hanya itu, Jembatan Teluk Kendari juga diharapkan dapat menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia dan dapat memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia khususnya masyarakat di Provinsi Sulawesi Tenggara.
"Jembatan yang melintasi Teluk Kendari ini sangat ditunggu kehadirannya oleh masyarakat Sulawesi Tenggara karena akan mempermudah akses masyarakat sekitar yang berada di Kawasan Kota Lama dan Poasia yang selama ini dipisahkan oleh Teluk. Selain mendukung konektivitas, kehadiran jembatan tersebut dapat mendukung kawasan industri Kendari New Port dan pelabuhan Bungkutoko serta menunjang percepatan wisata bahari, " kata Direktur Utama PT PP (Persero) Novel Arsyad.
"Perseroan sangat bangga sekali dapat terus dipercaya oleh Kementerian PUPR untuk membangun Jembatan Teluk Kendari dan menyelesaikan pembangunan tersebut tepat waktu. Perseroan berharap dapat terus diberikan kepercayaan oleh Pemerintah untuk mengerjakan pembangunan infrastruktur di seluruh penjuru Indonesia.,” tutur Novel Arsyad dala rilisnya yang diterima di Kendari.
Kebanggaan baru
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan jembatan tersebut mengatakan keberadaan Jembatan Teluk Kendari dengan sisi arsitektur yang cantik, akan menjadi kebanggaan baru masyarakat di Kota Kendari.
"Saya lihat jembatan ini tidak hanya besar manfaatnya, tapi juga menarik dari sisi arsitekturnya, mempercantik lanskap Kota Kendari, menjadi ikon baru dan kebanggaan baru masyarakat Kota Kendari," ujar Presiden Jokowi di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis.
Presiden Jokowi mengatakan Kota Kendari akan lebih dikenal karena memiliki sebuah landmark baru. Di samping itu, dia menyampaikan bahwa di sekitar jembatan juga akan ditata, dilengkapi dengan ruang terbuka publik, area olahraga, area parkir, dan street cinema sebagai bagian pengembangan kawasan kota lama.
"Saya yakin akan ini meningkatkan daya tarik bagi Jembatan Teluk Kendari ini," ujar Presiden Jokowi.
Presiden meyakini lamanya waktu pengerjaan dan besarnya anggaran pembangunan jembatan, sebanding dengan manfaat yang dirasakan masyarakat.
"Saya yakin lamanya waktu pengerjaan, dan besarnya dana yang dibutuhkan untuk bangun jembatan ini akan sebanding dengan manfaat yang dirasakan masyarakat," kata Presiden Jokowi dalam peresmian jembatan yang menghubungkan berbagai wilayah di Teluk Kendari.
Jembatan yang memiliki lebar jalan 20 meter itu mulai dibangun sejak 2015 hingga 2020 dengan biaya total Rp804 miliar.
Menurut Presiden Jokowi, jembatan itu akan memudahkan mobilitas penduduk dan juga aktivitas perdagangan dan industri yang melintasi kecamatan Kota Lama, dan Poasia.
Untuk menuju Poasia dari Kota Lama maupun sebaliknya, kini hanya memerlukan waktu tempuh lima menit dengan melewati Jembatan Teluk Kendari. Sebelumnya, masyarakat Kota Lama harus menggunakan kapal feri untuk mengitari Teluk Kendari agar bisa sampai di Poasia. Rute itu membutuhkan waktu tempuh 30-40 menit.
"Sekarang hanya perlu waktu 5 menit. Kelancaran konektivitas dan akses ini akan membuat mobilitas jasa dan manusia semakin efisien,” ujar dia.
Selain itu, jembatan itu juga akan mendukung pengembangan kawasan Konawe dan Pelabuhan Bungkutoko. Di dua kawasan itu akan terdapat kawasan industri, Kendari New Port dan berbagai pemukiman baru untuk masyarakat.
"Sehingga akan memunculkan sentra-sentra ekonomi baru di Kendari dan Sulawesi Tenggara," ujar Presiden.
Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), H Sulkarnain Kadir meyakini keberadaan Jembatan Teluk Kendari akan menjadi ikon destinasi wisata di kota itu.
"Jembatan Teluk Kendari ini benar-benar di tengah kota posisinya, sehingga bisa dilintasi dan dinikmati pemandangannya. Ini nantinya akan sangat-sangat bagus sebagai objek wisata," katanya.
Ia meyakini jembatan yang menghubungkan sisi utara dan sisi selatan Teluk Kendari ini akan menarik minat wisatawan domestik. "Jembatan ini ke depan melalui Dinas Pariwisata akan jadi salah satu destinasi wisata," katanya.
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak atas pembangunan jembatan Teluk Kendari yang merupakan proyek monumental dan menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya Kota Kendari.
Dia berharap melalui jembatan yang terbangun ini wilayah-wilayah yang dihubungkan yakni Kota Kendari bagian selatan dengan daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko dapat dikembangkan menjadi kawasan industri, pelabuhan dan pemukiman baru, sehingga nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan regional di wilayah Sulawesi Tenggara.*