Seoul (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji untuk membantu memulihkan daerah yang dilanda topan dan membangun setidaknya 25.000 rumah selama lima tahun ke depan, kata media pemerintah pada Rabu (14/10).
Mengunjungi salah satu daerah yang paling parah terkena dampak di Korea Utara, Kim menyatakan penyesalan kepada warga yang telah tinggal di rumah yang telah berusia lebih dari 50 tahun.
Ia mendesak militer untuk memulai rencana konstruksi yang lebih ambisius, kata KCNA.
Kunjungan itu terjadi setelah Kim meneteskan air mata pada akhir pekan lalu saat dia berterima kasih kepada warga atas pengorbanan mereka.
Tetesan air mata Kim Jong Un menunjukkan perasaan yang paling mencolok tentang bagaimana dia mengandalkan persona "pria yang dekat dengan rakyat/man-of-the-people" untuk mengatasi krisis negaranya yang semakin dalam.
Militer telah mencapai tingkat konstruksi 60 persen untuk sekitar 2.300 rumah di daerah Komdok di provinsi Hamgyong Selatan, timur laut ibu kota, Pyongyang, kata media pemerintah.
Kim mengatakan rumah-rumah baru sekarang hanya dibangun ketika yang lama diruntuhkan oleh bencana alam, dan menyerukan "revolusi" dalam rencana konstruksi, dimulai dengan membangun 25.000 rumah selama rencana lima tahunnya yang akan diresmikan pada Januari.
Minggu lalu, Kim meminta negaranya untuk memulai "perjuangan cepat" selama 80 hari - untuk mencapai tujuan ekonomi sebelum kongres di bulan Januari untuk memutuskan rencana lima tahun yang baru.
Korea Utara mengalami tahun yang berat karena dampak kebijakan anti-virus corona, sanksi internasional, dan beberapa topan yang melanda kota-kota.