Kendari (ANTARA) - Para pengunjuk rasa yang menolak kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA), di simpang empat menuju Bandara Haluoleo di Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, membubarkan diri pada Rabu dini hari.
Massa sebelumnya didesak mundur oleh polisi dengan menggunakan water canon dan tembakan gas air mata. Massa menolak membubarkan diri bahkan melemparkan batu dan kayu ke arah pihak kepolisian.
Pihak kepolisian memperingatkan masa pengunjuk rasa agar membubarkan diri, namun imbauan tersebut tidak diindahkan. Bahkan massa aksi melemparkan batu dan kayu ke arah pihak kepolisian.
Setelah kurang lebih satu jam didesak mundur oleh pihak kepolisian, massa kemudian membubarkan diri pada pukul 00.50 Wita dini hari, Rabu (24/6/2020).
Setelah berhasil mendesak mundur para pengunjuk rasa pihak kepolisian membersihkan area lokasi unjuk rasa dari berbagai sampah-sampah yang berserakan kemudian bergegas dan meninggalkan simpang empat tersebut.
Sebelumnya, para massa aksi melakukan sweeping setiap kendaraan khususnya roda empat yang keluar dari bandara untuk memeriksa setiap penumpang, apakah memuat TKA atau tidak.
Massa yang melakukan aksi unjuk rasa menolak kedatangan 500 orang tenaga kerja asing yang akan bekerja membangun smelter di PT DNI dan OSS Morosi Kabupaten Konawe dimulai sejak siang hari dan berlanjut hingga malam hari hingga didesak mundur oleh kepolisian.
Pada Selasa (23/6) malam sebanyak 156 TKA asal China telah tiba di Bandara Haluoleo Kendari pukul 20.40 Wita. Ke-156 TKA itu adalah gelombang pertama dari 500 TKA yang akan datang di Sultra.