Kendari (ANTARA) - Direktorat Lanjut Usia Kemensos RI bersama Loka Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (LRSLU) Minaula Kendari, Sulawesi Tenggara turun melakukan pendampingan psikososial terhadap lansia korban bencana banjir di Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Berdasarkan rilis LRSLU Minaula Kendari, yang diterima di Kendari, Rabu, Direktorat RSLU Kemensos RI, Feri Afrianto, menjelaskan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos RI bersama LRSLU Minaula Kendari turun ke lapangan untuk melakukan pendampinga kedaruratan Lansia terdampak bencana banjir bandang Poso.
"Direktorat LU melakukan pendataan terhadap lansia tedampak bencana di lokasi, data tersebut nantinya akan dijadikan dasar pemberian bantuan, namun bantuan tersebut disalurkan melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) jangkauan, kemudian LKS tersebut lah yang nantinya menyalurkan bantuan langsung terhadap lansia terdampak bencana," kata Feri.
Sementara itu, Kepala LRSLU Minaula Kendari, Syamsuddin mengatakan pihaknya melakukan terapi psikososial terhadap lansia terdampak bencana dengan mengumpulkan mereka (lansia) di tempat pengungsian.
"Tujuannya untuk meredakan ketegangan dan mengurangi risiko trauma akibat bencana banjir bandang yang terjadi," kata Syamsuddin.
Kejadian banjir bandang ini, lanjut Syamsuddin, terjadi kedua kali dialami oleh warga, pasca kejadian pertama pada tahun 2008 lalu yang pada saat itu hanya material air.
"Kejadian kali ini banjir membawa material kayu, batu, lumpur. Hal ini terjadi karena dibukit dilakukan penebangan kayu dan sisa penebangan tertumpuk dibukit, sedangkan di bawah ada kampung penduduk. Di atas bukit juga terdapat air panas yang bersumber dari panas bumi," ungkapnya.
Ia menjelaskan, jumlah penduduk Desa Lengkeka sebanyak 952 jiwa, 288 kepala keluarga (KK) dan semua warga menjadi korban atas bencana ini.
"Kelompok rentan yang menjadi korban diantaranya Balita 90 orang, Lansia 125 orang, penyandang cacat 12 orang, ibu hamil 11 orang, 2 Lansia berada dalam perawatan insentif, yang masih belum ditemukan ada satu orang dewasa seorang bapak yang sebelumnya mencari anaknya yang hanyut. Tapi saat sore hari pada 7 Maret 2020 mayatnya telah ditemukan," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini pengungsian ada di dua titik, satu titik ada di wilayah Kantor Camat Lore Barat di Dusun Dopi sebanyak 550 jiwa dan satu titik lagi di Gereja GPDI Gunung Hermon sebanyak 96 jiwa. Sementara penduduk lainnya mengungsi di rumah keluarga di desa tetangga. Dengan kejadian ini, kata dia, aktifitas masyarakat lumpuh, masyarakat tidak bisa mencari nafkah, anak anak tidak dapat sekolah.
Ia mengungkapkan, bantuan saat ini yang sudah masuk dari Corporate Social Responsibility (CSR), diantaranya dari Bank BRI, Bank BNI, Telkomsel, Bank Mandiri. Bantuan yang tersedia di ruang logistik diantaranya beras, mie instan, telur, air mineral, sabun mandi, odol, dan sabun cuci, pakaian layak pakai, pampers, peralatan dapur keluarga.
"Alat berat sudah masuk dua excavator untuk membersihkan batuan besar dan lumpur. Sementara kebutuhan yang dibutuhkan dan belum ada saat ini diantaranya perlengkapan bayi, perlengkapan sekolah anak, baju sekolah anak, pakaian dalam seluruh kelompok usia, handuk, selimut, perlengkapan bayi," bebernya.