Konawe Utara, Sultra (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), memberikan penghargaan kepada LKBN ANTARA Biro Sultra bersama beberapa media nasional dan media lokal yang dianggap berpartisipasi dan berjasa dalam proses penanganan musibah banjir yang terjadi di Konawe Utara pada Juni 2019.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Bupati Konawe Utara, Ruksamin kepada Kepala Biro ANTARA Sultra, Hernawan Wahyudono pada malam penganugerahan dan apresiasi Pemerintah Kabupaten Konawe Utara kepada pihak dalam membantu penanganan bencana banjir di Wanggudu, Rabu (1/1) malam.
"Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Konawe Utara, saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar besarnya kepada ANTARA yang telah membantu mengabarkan kepada publik di seluruh nusantara tentang kejadian banjir di Konawe Utara," katanya.
Pemberitaan yang dilakukan ANTARA, katanya, mulai saat terjadi banjir, proses evakuasi hingga penanganan korban pascabanjir atau pascabencana.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa pemberitaan berbagai media termasuk ANTARA berdampak positif sehingga publik secara umum, termasuk pemerintah pusat memberikan perhatian besar terhadap penanganan dampak banjir di Konawe Utara," katanya.
Atas dukungan berbagai media, kata Ruksamin, banyak pihak yang tergugah untuk memberikan bantuan terhadap masyarakat Konwe Utara yang tertimpa musibah banjir.
"Tidak hanya itu, berbagai pejabat dari pusat di beberapa kementerian, hingga panglima TNI dan Kapolri juga berkunjung di Konawe Utara," katanya.
Selain memberikan penghargaan kepada media, Bupati juga memberikan piagam penghargaan kepada pihak-pihak lain yang terlibat penanganan bencana banjir seperti TNI-Polri, Basarnas, perbankan, LSM, dan organisasi kemasyarakatan serta berbagai pihak lainnya.
Bupati Konawe Utara, Ruksamin menyebutkan kerugian materi yang diakibatkan banjir di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara pada Juni 2019 tersebut mencapai Rp674,8 miliar lebih.
"Meskipun banyak rumah penduduk yang terkena dampak banjir, tetapi tidak ada korban jiwa," kata Ruksamin.
Ia merinci kerugian terbesar akibat banjir tersebut adalah rusaknya jembatan, jalan, jaringan listrik yang mencapai Rp436,96 miliar.
Selain itu, ada 4 jembatan yang hanyut dan 4 unit jembatan tidak bisa diakses. Bahkan, jembatan yang menghubungkan Sultra dengan Sulteng sempat terputus. Selain itu, ada pula 370 unit rumah penduduk yang hanyut dan 1.962 unit terendam air, kerugian akibat itu ditaksir mencapai Rp66,4 miliar.
Kemudian, kerugian untuk sarana dan prasarana pendidikan ditaksir mencapai Rp18,9 miliar lebih. Dengan rincian, kerugian pada 14 Sekolah Dasar, 5 unit SMP, 1unit SMA, TK sebanyak 17 unit, dan PKBM satu unit. Sementara untuk sarana dan prasarana kesehatan yang terdampak banjir ada 4 unit puskesmas, 4 puskesmas pembantu, 1 unit gudang obat, dan 1 unit polindes. Kerugiannya akibatnya diperkirakan mencapai Rp2,49 miliar.
Kerugian pertanian mencapai Rp43 miliar dan perkebunan mencapai Rp76,9 miliar. Sementara lahan yang terdampak banjir yaitu sawah 970,3 hektare, jagung 83,5 hektare, lainnya 11 hektare, dan kerugian tambak Rp27,4 miliar.
Untuk kerugian koperasi dan UMKM Rp2,1 miliar, perdagangan Rp600 juta, lingkungan hidup Rp7,8 miliar, pangan Rp306 juta, serta pemerintahan desa Rp4,67 miliar, demikian Ruksamin.