Baubau (ANTARA) - Paduan suara ibu-ibu dharma wanita Dikbud Sultra yang sukses dalam penyelenggaraan lomba paduan suara Mars Garbarata di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara mendapat kehormatan tampil pada malam penutupan rangkaian hari lahir ke-478 kota Baubau dan ulang tahun Kota Baubau ke-18 sebagai daerah otonomi tahun 2019.
Mendapat apresiasi yang luar biasa dari ribuan masyarakat Kota Baubau, paduan suara mars garbarata Dikbud Sultra yang jumlahnya lebih dari 30 orang itu tampil sempurna dengan menggunakan pakian adat khas daerah dari empat etnis besar di Sulawesi Tenggara yakni Buton, Muna, Tolaki/Mekongga dan Bombana.
Mars Garbarata yang lahir dari konsep Gerakan Akselerasi Pembangunan Daratan dan Kepulauan (GARBARAT) itu merupakan inisiatif ketua Tim Penggerak PKK Provinsi ibu Agista Ariyani Ali Mazi yang memperlombakan lagu mars tersebut.
Kadis Diknasbud Sultra Asrun Lio pada kesempatan terpisah mengungkapkan, kehadiran ibu-ibu dharma wanita Diknas Sultra itu sebagai bentuk kegiatan yang telah ikut mensosialisasikan secara aktif visi dan misi pembangunan Garbarata di provinsi Sulawesi Tenggara.
"Jadi kegiatan paduan suara dari ibu-ibu dharma wanita Dikbud Sultra ini sebagai ajang silaturrahmi sesama anggota dharma wanita. Disamping merupakan wujud dari pembinaan serta motivasi untuk dapat berkreasi dalam upaya pelestarian membangun kemajuan kebudayaan di daerah Sultra terkhusus pada lomba seni," tuturnya.
Sebelumnya, Wali Kota Baubau Dr.AS Tamrin mengapresiasi kehadiran ibu-ibu dharma wanita Dikbud Sultra yang telah menampilkan suara dan kreasi lagu mars Garbarata dalam acara yang sakral di HUT Kota Baubau.
Ia menyebutkan bahwa kota Baubau memiliki banyak objek wisata budaya yang indah untuk dinikmati baik dari wisatawan domestik, nasional hingga mancanegara yang setiap saat datang di kota Mara, Baubau.
"Dari sektor pariwisata, potensi-potensi yang ada di Baubau ini memang bentuk potensi pariwisatanya hampir sempurna, dimana Objek wisata budaya daerah itu, selain wisata benteng terluas di dunia dan tempat pelantikan Sultan, juga terdapat tiang bendera yang sudah berusia ratusan tahun terbuat dari kayu itu juga masih ada.
Disamping itu juga, ritual-ritual budaya yang di setiap tahun dilakukan hingga saat ini seperti upacara pekande-kandea yang hampir seluruh kecamatan masih tetap terpelihara.
Sementara budaya kesenian tari, seni suara dan seni keterampilan membuat tenunan sarung yang merupakan warisan leluhur, sampai sekarang masih tetap eksis dilestarikan seperti festival pesona kota tua kesultanan Buton merupakan program tahunan yang telah menjadi bagian dari 100 kalender kegiatan kementerian parawisata tahun 2019.
"Ini patuh kita pelihara bukan dari aspek ekonominya, tetapi dari aspek nilai budayanya," ujarnya seraya menambahkan, bahwa dimasa kepemimpiinannya pada periode pertama diakuinya masih ada kekurangan dan belum terselesaikan dengan baik, dan pada periode kedua diharapannya bisa terwujud sesuai dengan apa yang sudah masuk dalam program visi dan misi pembangunan yang berkelanjutan.
Mars Garbarata dari Paduan Suara Dharma Wanita Disdikbud Sultra: