Dari Brosur lomba menulis yang tersebar di media, saya baru menyadarinya, rupanya Community Social Responsibilty (CSR) atau dalam bahasa Indonesia-nya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dari Perusahaan Feronikel PT. ANTAM UBPN Sulawesi Tenggara yang beroperasi di Pomalaa sudah 50 tahun lamanya berjalan.
Jika dihitung-hitung, usia CSR lebih tua dari usia saya. Berarti sudah begitu banyak bantuan perusahaan dalam bentuk CSR yang disalurkan kepada wilayah sekitar. Mungkin waktu kecil, saya sudah pernah merasakannya juga CSR ANTAM tanpa saya ketahui. Bahkan mungkin saya masih merasakannya tanpa saya sadari hingga di usiaku yang ke 31 tahun dan sudah menjadi seorang Ibu Rumah Tangga.
Bagi saya, ANTAM sudah sangat familiar. Kakek saya adalah seorang pensiunan PT. ANTAM Tbk. Bahkan 15 tahun saya menjalani kehidupan di kompleks perusahaan yang mengolah biji nikel tersebut. Kebetulan saya tinggal bersama paman saya yang merupakan karyawan Antam, sehingga hidup di lingkungan antam sangat memberi andil dalam perjalanan hidup saya.
Salah satu hal yang memberi andil dan kontribusi bagi saya dan keluarga yakni adanya program CSR. Dimana tepat di usia 50 tahun PT Antam, sekolah tempat anak sulung saya belajar termasuk salah satu yang mendapatkan bantuan CSR bidang pendidikan, sehingga memberikan motivasi yang kuat bagi anak-anak untuk lebih rajin dan giat bersekolah.
Saya ingin sedikit membagi kisahnya seperti ini : Anak saya yang baru berusia 5 tahun sementara mengikuti PAUD (Pendidikan Anak usia Dini) di TK Idhata Kelurahaan Puundoho, Kecamatan Baula. Tidak seperti biasanya anak saya sangat antusias dan betah di ruang kelas. Namun saat itu, saya mendapati anak saya terlihat sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan belajar di kelasnya. Padahal, di hari sebelumnya, biasanya baru lima menit di kelas sudah bosan dan memilih keluar meninggalkan ruang kelas untuk minta jajan. Namun kali ini ia justru sangat betah di kelas dan mengikuti proses belajar bermain di kelas hingga jam istirahat dan pulang. Pikir saya mungkin dia lagi senang atau rindu dengan teman-teman sekelasnya, maklumlah anak saya itu ke sekolah tergantung kemauannya, tidak tiap hari.
Sepulang sekolah saya pun menanyakan perihal dirinya mengapa sangat senang belajar di dalam kelasnya. Mendengar pertanyaanku dia kemudian tersenyum-senyum dan meraihku untuk membisikan jawabannya. “Bu meja sekolahku bagus sekali, saya suka-saya suka,” begitu jawabannya.
Hal lain yang membuat saya terkesan waktu itu adalah ketika dirinya bisa menuliskan dengan sempurna tulisan “ANTAM” yang diikutinya pada kalender di rumah kami yang memang adalah kalender Perusahaan Antam pemberian kakek saya.
“Bu begini tulisannya yang ada di meja baru di sekolahku, ANTAM to Bu?,” begitu katanya sambil memperlihatkan tulisanya yang masih miring-miring itu.
Rupanya meja baru itulah yang membuat anak saya betah di dalam kelasnya waktu itu. Karena penasaran, esok harinya saat di sekolah saya kemudian memperhatikan ruang kelas anak saya. Dan memang benar, semua meja lama yang terlihat kumuh dan sudah rusak diganti dengan yang baru.
Mungkin karena meja lama yang kumuh itu yang membuat anak saya malas ke sekolah setiap hari. Setiap pagi saya harus mencari cara merayunya untuk bisa ke sekolah, terkadang dia bangun kesiangan seolah menghindar ke sekolah. Tapi sejak adanya meja baru itu, semuanya berubah. Anak saya jadi rajin bangun pagi dan sangat betah mengikuti pelajaran kelas.
“Kita ganti meja lama dengan meja baru bantuan CSR ANTAM,” begitu kata Kepala Sekolah. Selain bantuan meja anak-anak, juga ada beberapa meja guru dan peralatan penunjang kegiatan belajar mengajar lainnya yang diberikan oleh ANTAM melalaui CSR nya.
Pemberian bantuan itu kata kepala sekolahnya diajukan melalui proposal langsung kepada bagian CSR PT. ANTAM di Pomalaa. “Kita bersyukur sekali karena memang menjadi kebutuhan siswa , waktu itu saya ajukan tidak sampai dua bulan sudah direspon oleh CSR ANTAM,” begitu cerita ibu kepala sekolah kepada saya sambil memperlihatkan beberapa bantuan CSR Antam di sekolahnya.
Kata kepala sekolah, pengajuan proposal ke CSR Antam mengingat meja belajar siswa sudah lapuk dan mulai rusak. Apalagi bantuan mengenai CSR ANTAM di bidang pendidikan sudah sering didengar, sehingga pihaknya mencoba mengajukan proposal. “Coba-cobaji sebenarnya, karena sering dengar adanya bantuan CSR ANTAM untuk pendidikan makanya kita coba juga ajukan, dan ternyata semuanya yang kita ajukan dikabulkan, Alhamdulillah sekali,” ungkap Ibu Kepala Sekolah kepadaku waktu itu.
Kepala Sekolah mengaku tidak menyangka jika bantuan CSR ANTAM akan terealisasi, yang jika dihitung nilainya mencapai puluhan juta rupiah. “Terus terang kita tidak sangka bisa dikabulkan semua, apalagi sekolah kita ini hanya sekolah swasta, mulai meja anak sekolah, meja guru, kipas angin dan itu kursi tunggu yang ibu duduki juga bantuan CSR ANTAM,” katanya sambil menunjuk kursi tempat saya duduk bercerita dengan Ibu Kepala sekolah yang bergambar logo ANTAM.
Dari pengalaman itulah, saya berkesimpulan jika CSR ANTAM itu memang nyata dan bukan cerita fiktif belaka. Saya percaya diluar sana begitu banyak bantuan CSR ANTAM yang sudah disalurkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar tanpa kita sadari.
Dan yang pasti, hingga saat inipun anak saya selalu rajin ke sekolah dan tak ingin ketinggalan pelajaran di kelasnya berkat bantuan meja baru dari ANTAM itu. Dan anak saya bahkan sangat hafal dan sudah bisa menuliskan dan mengeja tulisan “ANTAM” .
Kisah saya diatas mungkin adalah bagian terkecil dari banyakanya bantuan CSR PT. Antam di bidang pendidikan yang sudah tersalurkan. Dan bagi anda yang saat ini berada di ruang publik, di tempat umum, di kantor-kantor atau dimana saja dan melihat logo ANTAM di sekitar anda, bisa jadi itu adalah bantuan CSR ANTAM dan anda sudah menikmatinya.
Terima Kasih PT. ANTAM, Terima Kasih CSR Antam, teruslah berkarya jadilah yang terbaik, teruslah berkontribusi bagi bangsa dan negara kita ini. (Ads - Juara 2 Lomba Menulis CSR Antam)
*Oleh: Asniati