Kendari (Antaranews Sultra) - Harga biji kakao di Kota Kendari masih tergolong normal, berkisar pada Rp25.000-Rp30.000 per kilogram sesuai dengan jenis dan tempat pembelian.
Keterangan Dinas Perkebunan Provinsi Sultra, Selasa, menyebutkan harga kakao nonfermentasi, misalnya, di tingkat petani produsen sebesar Rp25.000 berbeda dengan harga ditingkat pedagang pengumpul di kabupaten pada kisaran Rp27.000 per kilogram dan di pedagang antarpulau Rp30.000 per kilogram.
Petugas Pelayanan Informasi Pasar Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Adnan Jaya mengatakan, variasi harga itu untuk biji kakao kering dengan kadar air (KA) plus minus tujuh persen. Sementara bila kadar airnya di atas 10 persen maka harganya lebih rendah lagi.
"Apalagi saat ini kondisi musim hujan yang cukup besar dan merata di hampir seluruh wilayah di Sultra, maka tentu petani produsen sedikit akan kesulitan untuk mengerinkan biji kakao yang baru di petik," ujarnya.
Selain harga biji kakao yang bervariasi, kata Adnan, juga terjadi pada komoditas lada dengan harga yang berbeda. Untuk harga ditingkat petaniu produsen mencapai Rp42.000 per kilogram, ditingkat pedagang pengumpul Rp45.000 per kilogram.
Sementara di tingkat pedagang antar pulau mencapai Rp47.000 per kilogram dan harga ditingkat pedagang pengecer mencapai Rp70.000 per kilogram bahkan lebih.
Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Sultra, Akbar Effendi mengatakan informasi harga dua jenis komoditas perkebunan andalan itu tercatat pada minggu keempat Maret 2018.
Baca juga: Di Sultra, 11 kabupaten jadi percontohan pengembangan kakao
"Kegiatan pemantauan harga dilakukan di empat tempat yakni pada tingkat petani produsen, pedagang pengumpul, pedagang antarpulau dan tingkat pedagang pengecer," ujar Akbar.
Ia juga menambahkan, proses pencatatan dan pemantauan harga dilakukan sekali dalam seminggu dengan jumlah komoditas tanaman perkebunan sebanayak 10 jenis komoditas.
(T.A056/B/A013/A013) 27-03-2018 13:33:00