Kendari, Antara Sultra - Anggota DPD RI / MPR RI asal Sulawesi Tenggara H.Yusran Silondae, kerja sama dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Kendari melakukan sosialisasi terkait empat pilar kebangsaan dipusatkan di Aula Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sultra, Sabtu.
Sosialisasi empat pilar kebangsaan diikuti sedikitnya 150 orang dari berbagai elemen terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan perwakilan dari kelompok perempuan, dan perwakilan dari mahasiswa dan organisasi kemasyarakat lainnya termasuk hadir Kakanwil Kemenag Sultra Dr Abdul Kadir, mewakili Kapolrestas Kendari dan Kepala LDII Kota Kendari, LM Kadir.
Kakanwil Kemeterian Agama Provinsi Sultra Dr Abdul Kadir sekaligus memberikan sambutan dengan tema Penegasan Bhinneka Tunggal Ika sebagai perekat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk memperkuat wawasan nusantara.
Pada acara sosialisasi empat pilar kebangsaan tersebut anggota DPD RI Yusran Silondae, menyatakan bahwa pada prinsipnya kegiatan sosialisasi ini dilakukan agar nilai-nilai kebangsaan tertuang dalam sumpah pemuda 1928 yaitu satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia tertanam dalam diri bangsa Indonesia sejak dini dan kita rawat ke Bhinnekaan sebagai orientasi dalam kemajemukan agar menjadi kokoh dan tertanam menjadi spirit bagi generasi kita.
"Setidaknya kita generasi sekarang ini dapat memberikan contoh kepada generasi muda bagaima nanilai-nilai bangsa dapat menjadi pedoman dalam berperilaku sehari-sehari," ujarnya.
Mantan Wakil Gubernur Sultra itu mengatakan, sila-sila dalam Pancasila menjadi pemersatu bangsa. Pemelihara perbedaan dalam bingkai persatuan karenanya baik untuk terus disosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat agar lebih memahami dan bisa mengamalkannya.
Kebhinnekaan Bangsa Indonesia sebagai kekuatan dan asset yang dapat menjadi modal sosial budaya dan politik dalam membangun karakter bangsa. Perlu diwaspadai ancaman pengaruh globalisasi terdegradasinya semangat kebangsaan bergeser menjadi semangat primordial serta terjadinya kesenjangan sosial ekonomi antara kelompok masyarakat yang berdampak keceburuan sosial.
Pembicara utama pada sosialisasi tersebut Dr.Muhammad Alifuddin dosen IAIN Kendari menyatakan bahwa ke Bhinnekaan adalah sifat nyata bangsa Indonesia yang kita banggakan namun sekaligus kita prihatinkan, hal ini dikarenakan mengatur masyarakat yang hetrogen mempunyai cita-cita, keinginan dan harapan yang sangat bervariasi.
Solusinya adalah mengimplimentasikan wawasan nusantara bahwa setiap gerak pembangunan di Indonesia harus berorientasi pada kepetingan rakyat dan upaya integrasi wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh.
Dalam konteks lokal mengejawantahkan paradigma keberagaman yang berbasis pada budaya lokal seperti budaya masyarakat Tolaki "kalo sara" mengandung kultur integrasi dan makna ikatan persatuan dalam kebhinnekaan.