"Posisi Bandara Sugi Manuru di Munara Barat yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton Tengah, sangat potensial bila dikembangkan menjadi salah satu jalur transportasi udara di Sultra," kata Ketua PDI Perjuangan Sultra, Hugua saat meninjau bandara Sugi Manuru di Muna Barat, Sabtu.
Menurut dia, jika bandara Sugi Manuru yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda dikembangkan dan difungsikan kembali, maka dapat menopang dan menggerakan pertumbuhan ekonomi di tiga wilayah kabupaten di Pulau Muna, yakni Kabupaten Muna, Muna Barat dan Buton Tengah.
"Dengan transportasi udara di Pulau Muna, maka wilayah tersebut akan mudah diakses oleh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara," kata mantan Bupati Wakatobi dua periode itu.
Ia memberi contoh keberadaan Bandara Udara Matahora di Wakatobi yang dioperasikan mulai 2009.
Sebelum ada bandara udara Matahora kata dia, Wakatobi tidak dikenal oleh banyak orang, bahkan masyarakat Sultra pun banyak tidak tahu Wakatobi.
"Setelah bandara udara Matahora terbuka, bukan hanya masyarakat Sultra dan Indonesia pada umumnya yang mengenal Wakatobi tapi masyarakat dunia pun sudah mengenal dan sering ke Wakatobi," katanya.
Oleh karena itu kata dia, jika ingin masyarakat di kawasan Pulau Muna berkembang maju, maka pemerintah tiga kabupaten di Pulau Muna, Muna, Muna Barat dan Buton Tengah harus menjalin kerja sama memberi subsidi kepada maskapai penerbangan agar mau melayani penerbangan di wilayah itu.
"Ketika bandara Sugi Manuru dioperasikan kembali, maka dapat dipastikan yang akan ke wilayah Pulau Muna bukan hanya para pelaku ekonomi berkantong tebal melainkan juga para wisatawan mancanegara yang membawa pundi-pundi dollar kepada masyarakat setempat," katanya.
Jika itu terjadi kata dia, maka pertumbuhan ekonomi di tiga kabupaten tersebut akan melejit mengalami loncatan yang luar biasa.