Jakarta (Antara News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan penghargaan "Anugerah Kita Harus Belajar" (Kihajar) kepada 12 kepala daerah terkait penerapan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK bagi pendidikan di wilayah masing-masing.
"Anugerah Kihajar ini diberikan dengan mengukur penggunaan dan pemanfaatan TIK dalam sekolah di masing-masing daerah," kata Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud Ari Santoso dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan 12 kepala daerah penerima "Anugerah Kihajar 2016" dianggap berhasil memajukan pendidikan di daerahnya masing-masing melalui peranan TIK.
Ari berharap pemerintah daerah di Indonesia dapat lebih mengimplementasi TIK untuk pendidikan, mengingat saat ini masih terdapat sekitar 48 ribu sekolah yang belum memanfaatkan internet dan sekitar 15 ribu sekolah belum ada listrik.
Ia menjelaskan tahapan "Anugerah Kihajar 2016" dimulai dengan proses penilaian selama dua bulan, yaitu sejak Oktober hingga November 2016, oleh tim juri dari kalangan universitas, pakar TIK, dan Kemendikbud.
Kepala daerah yang menerima "Anugerah Kihajar 2016" terdiri dari empat gubernur, tujuh wali kota, dan satu bupati.
Gubernur yang menerima "Anugerah Kihajar 2016" adalah Gubernur Jambi Zumi Zola (kategori utama), Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi (kategori pertama), Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, dan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran (kategori khusus).
Kemudian kepala daerah lainnya yaitu Wali Kota Gorontalo Marten A Taha, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni (kategori utama), Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Wali Kota Jambi Syarif Pasha, Wali Kota Pontianak Sutarmidji (kategori madya), Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman, Bupati Kerinci Adi Rozal (kategori pertama), dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kategori khusus).