Kendari (Antara News) - Kabupaten Buton Utara menjadi pusat penelitian ekosistem hutan mangrove (bakau) di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
"Ekosistem hutan mangrove di Buton Utara dijadikan pusat penelitian di KTI karena kawasan hutan mangrove di wilayah Buton Utara cukup luas, yakni mencapai 16.000 hektar," kata Bupati Buton Utara Abu Hasan di Kendari, Rabu.
Menurut dia, kawasan hutan mangrove di wilayah Buton Utara merupakan hutan mangrove yang terluas di seluruh Indonesia.
Di dalam kawasan tersebut kata dia, banyak terdapat makhluk hidup lain yang memiliki keunikkan seperti kepiting bakau, udang atau berbagai jenis ikan. "Adanya makhluk hidup lain di kawasan mangrove yang memiliki keunikkan tersebut, menjadikan kawasan bakau Buton Utara menjadi sangat menarik untuk menjadi pusat penelitian ekosistem hutan mangrove di KTI," katanya.
Pemerintah Kabupaten Buton Utara, lanjutnya, sudah menerbitkan peraturan daerah untuk melindungi kawasan hutan mangrove dari berbagai ancaman kerusakan.
Masyarakat yang selama ini menjadikan kayu bakau sebagai bahan bakar utama dalam rumah tangga, saat ini tidak dibolehkan lagi menebang bakau di dalam kawasan hutan bakau. "Larangan melalui perda tersebut cukup efektif mencegah warga sekaligus menghentikan penebangan kayu bakau di dalam kawasan hutan bakau," katanya.
Pemerintah Kabupaten Buton Utara juga menyiapkan kasawan hutan bakau seluas 16.000 hektare untuk dijadikan ekowisata mangrove. "Kawasan mangrove terluas di Sultra terdapat di Buton Utara mencapai 16 ribu ha, sehingga kawasan itu kami kembangkan menjadi kawasan ekowisata mangrove," kata Abu Hasan.
Ia mengatakan, pengembangan kawasan itu sebagai ekowisata sebagai upaya melestarikan bakau dan tujuan wisata, serta diharapkan ke depan bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah itu. "Pengembangan kawasan ekowisata mangrove dimulai dengan bekerja sama dengan pihak universitas ternama di Sultra untuk melakukan penelitian bagi kepariwisataan di kawasan itu," kata Abu Hasan.
Langkah selanjutnya dilakukan pemetaan atau pembagian zona dalam kawasan yakni zona penyangga, zona pemanfaatan dan zona inti. "Salah satu aktivitas ekonimi yang dikembangkan di kawasan itu adalah budidaya kepiting bakau," katanya.
Menurut dia, prospek perikanan budidaya di Buton Utara sangat menjanjikan karena sebagian besar daerah merupakan wilayah pesisir pantai dan perairan sehingga menjadi kabupaten yang memiliki peran besar bagi penigkatan produkasi perikanan Sultra.