Kendari (Antara News) - Pemerintah Sulawesi Tenggara kini membutuhkan terminal penumpang yang terintegrasi antara penumpang yang akan menggunakan jasa angkutan darat, laut, udara, dan sekaligus kereta api.
Kadis Perhubungan Sultra Hado Hasina di Kendari, Kamis, mengatakan dengan dibangunnya terminal terintegrasi itu akan memudahkan setiap pengguna jasa angkutan yang akan bepergian pada suatu tujuan.
"Memang untuk membangun sebuah terminal penumpang terintegrasi itu butuh dukungan dari semua pihak, termasuk rencana `master plan` yang sudah harus ada walaupun proses pembangunannya itu butuh beberapa tahun ke depan," ujarnya usai menghadiri dialog interaktif di RRI Kendari terkait dengan kesiapan pihak Perhubungan dalam sisi penyeberngan laut, darat, dan udara dalam mudik dan arus balik Lebaran 2016.
Menurut mantan Kadis PU Buton Utara itu, dengan dibangunnya terminal penumpang terintegrasi maka harapan sudah lama diimpikan setelah dirinya melihat pengalaman di Jerman dalam suatu kunjungan kerja pada setahun lalu.
"Bila pembangunan terminal penumpang terintegrasi ini bisa diwujudkan maka hal itu luar biasa, karena ini merupakan satu-satunya terminal di Indonesia," ujaranya.
Ia mengatakan dengan terminal teritegrasi juga sekaligus akan menyelesaikan masalah kemacetan kota yang kini dirasakan di sebagian besar kota besar di Indonesia yang setiap tahun terjadi, apalagi saat suasana arus mudik dan balik Lebaran.
Di Sultra, kata Hado, lokasi "master plan" untuk terminal terintegrasi sesuai hasil tinjauan lapangan selama ini tepat dipusatkan di kawasan Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Abeli, yang saat ini oleh Pemerintah Kota Kendari sudah dijadikan kawasan pusat pelabuhan petikemas bertaraf nasional.
Terkait dengan masalah besaran anggaran, Hado Hasina yang juga mantan Pelaksana Sekda Buton Utara itu, belum menyebutkan.
Namun, ia mengatakan bahwa anggaran bukan menjadi masalah sepanjang pihak legislatif provinsi maupun kota akan duduk bersama membicarakan rencana pembangunan terminal penumpang tersebut.
Menyinggung masalah kesiapan Dishub Sultra terkait dengan sarana pelabuhan penyeberangan kapal feri yang sering membludak saat puncak arus mudik dan balik Lebaran, ia mengatakan sudah diantisipasi, baik dari sisi terminal penumpang maupun angkutan, dengan mendirikan posko-posko di setiap terminal penyeberangan.