Kendari (Antara News) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara mengimbau jajaran kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman teror.
Anggota DPRD Sultra Syamsul Ibrahim di Kendari, Jumat, mengaku prihatin atas terjadinya sejumlah kasus penembakan maupun peledakan bom yang menyasar anggota polisi serta warga sipil yang berada di sekitar kantor polisi.
"Wajar masyarakat bertanya-tanya tentang terjadinya teror di tanah air. Pelaku brutal dengan melepaskan tembakan kepada siapa pun," kata Syamsul.
Aksi penembakan merupakan teror yang meresahkan masyarakat sehingga harus disikapi secara serius.
Kepolisian bersama TNI diharapkan melakukan razia khusus kepemilikan senjata api untuk meminimalisir atau mengungkap pelaku.
Secara terpisah Kepala Biro Operasi Polda Sultra Kombes Pol Yosi Haryoso mengatakan jajaran Polda Sultra diimbau meningkatkan kewaspadaan dari aksi teror.
"Polda Sultra telah menggelar rapat khusus untuk menganalisis dan merumuskan langkah-langkah antisipasi terhadap teror dengan sasaran anggota polisi," katanya.
Mabes Polri menginstruksikan jajaran untuk meningkatkan kewaspadaan pasca bom Tamrin Jakarta Pusat Kamis (14/1) menyasar kantor pos polisi serta korban jiwa tujuh orang.
Oleh karena itu, anggota yang menjalankan tugas pengamanan diminta tidak sendirian atau minimal dua orang.
Polri adalah simbol negara sehingga pelaku teror menjadikan anggota polisi sebagai sasaran tembak dan bom dengan tujuan merongrong stabilitas negara.
Diamati dari sasaran tembak dapat diduga bahwa pelaku cukup terlatih menggunakan senjata api karena dilakukan dari jarak cukup jauh dan tepat sasaran.