Ambon (ANTARA) - Warga Negeri (Desa) Batumerah Ambon Maluku menggelar tradisi makan patita atau makan bersama pela dan gandong (saudara) untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan antar masyarakat Batumerah, Passo dan Ema.
"Kumpul orang basudara dan makan patita yang dilakukan hari ini, akan semakin memperkokoh ukhuwah atau persaudaraan di antara kita dan merupakan modal dasar bersama untuk saling menghidupi, bukan saja dalam perbedaan tetapi juga dalam persaudaraan,” ujar Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie saat membuka kegiatan tersebut di Ambon, Sabtu.
Kegiatan yang diikuti oleh Negeri Batumerah, Passo dan Ema itu turut dihadiri juga oleh anggota DPR RI Saadiah Uluputty, Forkopimda Provinsi Maluku, Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena beserta Forkopimda Kota Ambon serta tokoh adat ketiga negeri bersama masyarakatnya.
Sadali mengatakan pemerintah daerah Provinsi Maluku menyambut baik kegiatan makan patita ini. Ia mengatakan momentum ini jangan hanya dijadikan sebuah rutinitas, melainkan harus dimaknai sebagai wujud persaudaraan sejati, dan introspeksi terhadap berbagai bentuk interaksi sosial dengan sesama manusia dan lingkungan di Maluku khususnya Kota Ambon
Sadali menjelaskan makan patita merupakan budaya orang Maluku dengan melibatkan banyak orang untuk duduk dan makan bersama dalam satu meja, dengan menikmati ragam sajian tradisional Maluku yang dimaknai sebagai pengikat tali persaudaraan serta merupakan jembatan emas, untuk dapat memperkuat ikatan pela gandong dan hidup orang basudara.
“Seperti ungkapan leluhur orang Maluku yakni potong dikuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, sagu salempeng dipatah dua, inilah spirit kebersamaan dan persaudaraan sejati katong samua orang Maluku, untuk saling memahami, saling mempercayai, saling mencintai, saling menopang, saling membanggakan dan saling menghidupi,” tuturnya.
Pada kesempatan itu ia mengajak saudara-saudara semua, khususnya masyarakat Negeri Batu Merah, Negeri Passo dan Negeri Ema, untuk menjaga Maluku agar perdamaian dan kedamaian tetap tercipta atarorang basudara.
“Mari katong jaga Maluku bae-bae, sapa lai yang mau bangun Maluku kalau bukan ale deng beta,” ucapnya.*