Kendari (Antara News) - Sekelompok aktivis yang menamakan diri Masyarakat Cinta Damai Kota Lama Kendari, Sulawesi Tenggara meminta Pemerintah Provinsi Sultra mempercepat pembangunan jembatan Bahteramas, jembatan yang mengubungkan mulut Teluk Kendari di Kota Lama Kendari.
Permintaan aktivis masyarakat Cinta Damai tersebut disampaikan dalam bentuk unjuk rasa di depan gedung DPRD Sultra di Kendari, Senin.
"Pembangunan jembatan Bahteramas direncanakan Pemerintah Provinsi Sultra sejak tahun 2009, namun hingga saat ini belum juga dimulai pekerjaan pembangunannya," kata salah seorang orator aktivis masyarakat Cinta Damai Abdul Kadir saat menyampaikan orasinya di depan gedung DPRD Sultra di Kendari.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi Sultra telah melakukan ganti rugi lahan dan bangunan yang terkena pembangunan proyek jembatan Bahteramas tersebut sejak tahun 2012 lalu.
Bahkan sebagian bangunan rumah tokoh di kawasan Kota Lama telah digusur sejak awal tahun 2014.
"Tapi anehnya, hingga sekarang pekerjaan proyek jembatan Bahteramas belum juga ada tanda-tanda akan dikerjakan," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, Pemerintah Provinsi Sultra segera memulai pekerjaan pembangunan jembatan Bahteramas, sehingga jembatan tersebut bisa segera rampung dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Sultra, Nursalam Lada yang menerima para aktivis masyarakat Cinta Damai tersebut mengatakan Pemerintah Provinsi Sultra akan memulai pekerjaan pembangunan jembatan Bahteramas setelah seluruh ganti rugi lahan dan bangunan diselesaikan.
"Saat ini masih ada beberapa warga yang belum mau menerima ganti rugi. Pemerintah Provinsi masih melakukan upaya-upaya persuasif agar masyarakat bersedia menerima ganti rugi sesuai dengan nilai yang ditawarkan pemerintah," ujarnya.
Jika seluruh masyarakat sudah bersedia menerima ganti rugi, maka Pemerintah Provinsi Sultra akan segera memulai pekerjaan proyek jembatan Bahteramas itu.
"Jadi terhambatnya pekerjaan proyek jembatan Bahteramas itu bukan karena tidak ada anggaran melainkan masalah ganti rugi lahan yang belum rampung," katanya.