Bombana (Antara News) - Harga gula merah dari Aren di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara mengalami penurunan dari biasanya dengan rata-rata mulai dari haraga Rp1.000 hingga Rp3.500 per biji.
"Sejak tiga bulan terakhir harga jual gula merah Kabaena sangat merosot hingga Rp3.500 per biji," Kata Alfitrah, penyadap aren asal Desa Enano Kecamatan Kabaena Tengah di Rumbia, Ibukota Bombana, Rabu.
Ia mengatakan, harga gula merah hanya sebesar Rp3.000 tidak seperti biasanya yang mencapai harga Rp12.500 per biji menjelang awal ramadhan.
Berbeda penyadap aren di Desa Tangkeno Kecamatan Kabaena Tengah dan Desa Tirongkotua Kecamatan Kabaena mengatakan harga jual gula merah hanya mencapai Rp1.000 hingga Rp2.000 per biji.
"Gula merah di desa ini ukurannya relatif kecil, tidak sama dengan di beberapa desa di Kabaena Tengah seperti Enano, Ulungkura, Lengora dan Lamonggi yang ukurannya relatif besar namun harga jualnya merosot pula," ujar Sahrun warga setempat lainnya.
Harga jual gula merah yang sangat merosot itu lanjut Sahrun sangat mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap kebutuhan hidup keseharian.
"Untuk membeli sekarung beras ukuran 20 kilogram yang harganya mencapai Rp250 ribu kami harus mengumpulkan hingga ratusan biji gula merah akibat harga yang melemah," ujarnya mencontohkan.
Sementara itu ada juga penyadap aren yang berspekulasi tentang merosotnya harga jual gula merah tersebut.
Dahlan, salah seorang penyadap aren lainnya di Desa Tirongkotua menuturkan merosotnya harga gula aren tersebut diakibatkan kurangnya pembeli dari beberapa pulau di Kabupaten Buton dan Muna.
"Berdasarkan pengalaman, harga jual gula merah dari Kabaena biasanya dipengaruhi oleh musim yang sedang berjalan di daerah lain seperti Muna dan Buton yakni musim terdapat jagung muda yang identik banyak menggunakan gula merah," tutur Dahlan.
Ia juga menambahkan bahwa merosotnya harga gula merah, disebakan oleh kondisi ekonomi makro yang mana peredaran mata uang relatif lebih kecil.