Kendari (Antara News) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Konawe Selatan mempertanyakan pembangunan pelabuhan pendaratan ikan di Desa Akuni, Kecamatan Tinangge yang belum rampung.
Wakil Ketua DPRD Konawe Selatan Hapsir di Kendari, Jumat, mengatakan pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk menemukan solusi sehingga hambatan pembangunan sejak tahun 2010 tersebut dapat dituntaskan.
"Hakekat pembangunan sarana pesisir adalah untuk mencapai azas manfaat. Kalau tidak bermanfaat untuk kepentingan umum berarti uang negara sia-sia," kata Hapsir, politisi Partai Gerindra itu.
Pembangunan PPI di desa Akuni Kecamatan Tinanggea, belum dapat dilanjutkan karena tidak terdaftar atau tercatat di Kementrian Kelautan dan Perikanan sehingga usulan tambahan anggaran tidak direspon.
Penuntasan pembangunan PPI Tinanggea tidak cukup dengan hanya mengandalkan APBD Konawe Selatan tetapi dibutuhkan sokongan dana APBN.
Pelabuhan Pendaratan Ikan di Desa Akuni Kecamatan Tinanggea yang dibangun sejak tahun 2010 yang menyerap dana milyaran rupiah terbengkalai, bahkan kondisi bangunannya sudah mulai rusak.
Selain itu kondisi jalan yang menghubungkan PPI - Pasar Sentral lama Tinanggea kondisinya juga rusak berat, sehingga nelayan asal Bungin Permai dan dari Pulau Mandike, Tiworo Kepulauan Kabupaten Muna Barat masih menggunakan jalur selat Tinanggea yang kondisinya sangat sempit dan dangkal.
Pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Konsel belum melanjutkan fasilitas pendukung lainnya dan kesannya sudah dibiarkan "mubazir".
"Saat sosialisasi pemerintah menjanjikan bahwa bangunan untuk kemudahan nelayan dalam rangka jual beli hasil laut. Tetapi kenyataannnya bangunan PPI sudah mau roboh, tapi juga belum difungsikan," kata Asdin, nelayan dari Bungin.
Hal senada disampaikan warga lainnya Madjid (26) bahwa saat pelaksanaan lomba dayung tradisional di PPI yang dihadiri bupati Konawe Selatan dinyatakan bangunan yang ada untuk nelayan.
Tetapi hingga tahun ini, bangunan tersebut sudah hapir roboh, pondasi dan lantainya sudah ambruk, tetapi belum ada perhatian. "Bangunan besar ini sekarang hanya dijadikan tempat parkir mobil dan sepeda motor saja," katanya.