Kendari (Antara News) - Pengamat Kemaritiman dari Universitas Halu Oleo (Kendari) Sulawesi Tenggara, Prof La Ode Muhammad Aslan, mengatakn pemanfaatan dan pengelolaan rumput laut di Sultra belum maksimal.
"Kita di Sultra memiliki potensi dalam mengembangkan budidaya rumput laut yang begitu besar, sebab wilayah laut laut yang kita miliki sangat luas, tetapi sayangnya potensi tersebut belum dapat terkelola dengan maksimal," ujarnya di Kendari, Jumat.
Menurutnya, Sultra sebagai pemasok terbesar kedua komoditi rumput laut di Indonesia masih sangat berpeluang untuk meningkatkan produksinya.
"Bayangkan saja, kita memiliki 100 ribu hektare luas laut yang dapat digunakan untuk budidaya rumput laut dan yang baru dimanfaatkan sebesar 12 ribu ketare dengan produksi pertahunnya mencapai satu juta ton,"ujarnya.
Lanjut mantan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO itu, dengan potensi yang yang dimiliki itu sesungguhnya Sultra dapat menjadi pemasok rumput laut terbesar di Indonesia.
Menurutnya, Potensi Rumput laut tersebut masih merupakan sebagaian kecil dari kekayaan maritim yang dimiliki oleh darah tersebut.
Ia menambahkan, dari empat sektor kemaritiman yang ada yakni perikanan tangkap maupun budidaya, pariwisata, energi dan sumberdaya mineral (ESDM) serta transportasi laut, sesungguhnya dapat meningkatkan pendapatan daerah bagi Sultra.
"Untuk meningkatkan produktifitas dari potensi maritim yang ada sangat dibutuhkan komitmen dari semua pihak baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, sektor suasta dan perguruan tinggi dalam menciptakan Sultra yang bervisi kemaritiman,"ujarnya.
Menurutnya, kerjasama semua elemen tersebut sangat dibutuhkan dalam pembangunan potensi maritim agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Selain itu lanjutnya, kendala yang dialami dalam pengembangan potensi maritim didaerah itu yakni terbatasnya sarana dan prasarana transportasi laut yang ada.
Tetapi hal tersebut, sedikit demi sedikit mulai sedikit teratasi sebab pemerintah pusat saat ini tengah fokus dalam pembuatan tol laut.