Banda Aceh (Antara News) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Budi Susilo Supandji menyatakan kemajemukan dan keragaman bangsa ini harus dikelola dengan baik agar tidak terjadi konflik soasial dan titik retak persatuan dan kesatuan negara.
"Kemajemukan dan keberagaman merupakan kekayaan yang dapat menjadi positif dalam pembangunan bangsa dan akan mengandung potensi konflik dan dapat menjadi titik retak persatuan dan kesatuan bangsa bila tidak dikelola dengan baik," katanya di Banda Aceh, Selasa.
Di sela-sela pembukaan kegiatan pemantapan nilai-nilai kebangsaan, ia mengatakan sebagai bangsa yang dipersatukan karena perbedaan dan kemajemukan, nilai-nilai kebangsaan merupakan prasyarat mutlak yang harus senantiasa dijaga dan dipelihara demi tegak utuhnya negara kesatuan RI.
Budi Susilo Supandji mengatakan Lemhanas terus melaksanakan pemantapan nilai-nilai kebangsaaan yang bersumber dari empat konsensus dasar bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
"Nilai-nilai kebangsaan memiliki peran sangat penting dan vital dalam kehidupan nasional yang demokratis, beretika, bermartabat dan berbudaya dalam menjaga kesatuan dan persatuan," katanya.
Pemantapan nilai-nila kebangsaan tersebut dilakukan untuk kalangan birokrat, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Gubernur Lemhanas mengatakan sebagai provinsi yang banyak melahirkan pejuang seperti Teuku Umar, Tengku Chik Di Tiro, Cut Nyak Dhien, Cut Meutia membuktikan bahwa nilai-nilai kebangsaan sudah tumbuh dan berakar dalam masyarakat Aceh.
"Sumbangan tanpa pamrih dalam pembelian pesawat Seulawah juga merupakan bukti nyata semangat kebangsaan masyarakat Aceh," katanya.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir diantaranya Sekda Aceh Dermawan mewakili Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Pangdam Iskandar Muda Mayjen (TNI) Agus Kriswanto dan Kapolda Aceh Irjen (Pol) Husein Hamidi.