Jakarta (Antara News) - Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika memberi harapan adanya peningkatan kerja sama negara-negara Asia-Afrika di berbagai sektor dan ajang promosi keberagaman Indonesia.
Keberagaman nusantara mulai dari jenis penganan khas, kesenian hingga batuan alam yang dikabarkan akan menjadi cendera mata para pemimpin dan delegasi dari berbagai negara Asia dan Afrika yang menghadiri KAA ke-60 di Jakarta dan Bandung, menjadi panggung promosi yang tepat bagi keragaman nusantara untuk tampil di dunia.
Indonesia melalui Kementerian Pariwisata memang mengungkapkan secara serius ingin mempromosikan Indonesia ke seluruh dunia yang terlihat dengan digelarnmya enam pameran dalam rangkaian Peringatan KAA ke-60 itu.
Enam pameran diselenggarakan sebagai bagian kegiatan KAA 2015, yakni Exhibition of Indonesia Sout-South Cooperation, Indonesia Heritage Exhibition, Investment Opportunities Exihibition, World Culture Forom Exhibition, Archive Exhibition of Asian African Conference 1955, dan Exhibition of Finest Handcrafts and Traditional Drink from Indonesia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan rangkaian kegiatan dalam Peringatan KAA ke-60 itu diharapkan akan mempromosikan Indonesia dalam kancah internasional.
"Acara pameran KAA ini, diharapkan akan mempromosikan Indonesia sebagai destinasi MICE," kata Arief Yahya setelah membuka acara pameran di Jakarta, Minggu (19/4).
Dalam pameran tersebut ada beberapa stan yang memberi ruang kepada semua delegasi dan peserta konferensi untuk refreshing, melihat dokumentasi KAA 1955, aksi kerja sama Selatan-Selatan dan juga melihat kerajinan tangan khas Indonesia.
"Ada beberapa tema pameran yang dibuat di Pre-Function Hall A itu, antara lain Pameran Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST). Kemudian Indonesia Heritage Exhibition, pameran yang menampilkan produk-produk warisan budaya Indonesia, seperti batik, tenun, silver, jewelry, premium handicraft dan aneka suvenir. Tujuannya untuk mempromosikan produk kreatif berbasis warisan budaya bangsa apapun bentuknya," kata Arief Yahya.
Promosi Penganan Tradisional
Salah satu yang akan tampil untuk dipromosikan dalam perhelatan internasional itu adalah penganan tradisional. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan delegasi yang hadir pada Peringatan Konferensi Asia Afrika Ke-60 akan dijamu dengan menu tradisional Jabar seperti makanan sunda saat jamuan makan siang.
"Karena pada Peringatan KAA 2005 sejumlah kepala negara mengeluh diberikan menu eropa. Mereka mengeluhkan menu yang disedikan adalah makanan eropa, ternyata ketika datang ke sini mereka inginnya makanan lokal," kata dia.
Atas dasar tersebut, kata pria yang akrab disapa Aher ini, mengusulkan akan menyajikan menu atau makanan tradisional dari Jawa Barat, dan mengatakan telah mendapatkan sinyal positif dari Kepala Staf Kepresidenan RI yang sekaligus Penanggungjawab Panitia Nasional KAA, Luhut Binsar Panjaitan.
"Oleh karena itu, atas keluhan tadi kami akan mempertimbangkan, namun nanti ini kan yang memutuskan dari panitia pusat. Tapi tadi obrolan dengan Pak Luhut soal makanan sunda ada nasi liwet dan macam-macam, ternyata enak juga katanya," kata dia.
Sementara itu, The Trans Luxury Hotel selaku penyedia jamuan makan siang untuk para kepala negara dan delegasi Peringatan Ke-60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), di Gedung Negara Pakuan Bandung, Jumat (24/4) mengungkapkan akan menghidangkan menu-menu dari seluruh nusantara.
"Nanti itu ada lebih dari 30 menu yang akan disiapkan mewakili seluruh provinsi di Indonesia," kata Public Relation The Trans Luxury Hotel, Melody Siagian.
Dia menuturkan, jamuan makan siang tersebut akan dipersiapkan oleh Food and Beverage Manager serta Executive Sous Chef dari pihak hotel.
"Karena di Jawa Barat, menu sundanya tentu ada, tapi nama-nama hidangannya tidak bisa kita share. Yang bertanggung jawab untuk jamuan makan siang ini ada FB Manager kita Pak Andre serta Exc Sous Chef kita Chef Eko yang memang ahli dalam hidangan nusantara," kata Melody.
Dia menambahkan dengan rencana dihidangkannya penganan tradisional ini juga merupakan misi bagi Indonesia untuk semakin memopulerkan makanan nusantara di kancah internasional. "Kita berpartisipasi untuk memopulerkan penganan nusantara ke dunia internasional setelah sebelumnya rendang yang dapat perhatian dunia," ujarnya.
Jalan untuk Seni Budaya
Dalam KAA ke-60 ini, Pagelaran Seni Budaya khas nusantara juga diberikan tempat yang istimewa. Menpar Arief Yahya mengatakan akan ada acara "Angklung for The World", sebuah gelaran yang bertujuan selain untuk mengenalkan budaya bangsa, juga meningkatkan solidaritas.
"Ini akan memecahkan rekor, dengan jumlah 20 ribu pemain, digelar pada 25 April 2015 di Bandung," katanya.
Selain Angklung, panitia pelaksana perayaan KAA ke-60 juga mengundang banyak seniman dari berbagai kota dan macam kesenian untuk menjadi penampil dalam hajatan besar negara Asia dan Afrika itu.
Salah satunya adalah Guntur Tri Kuncoro seniman asal Kediri yang diundang untuk tampil dalam pentas seni rangkaian Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Bandung.
Guntur mengatakan bahwa nanti dirinya membawa 14 penarinya yang akan mementaskan beberapa tarian tradisional.
"Ada tiga tarian tradisional dengan koreografi sendiri, serta satu tarian dengan koreografi dari panitia. Tiga tarian tradisional itu adalah tari ogleng, tari wedar, serta jaranan," katanya.
Dia juga menambahkan dalam pentas itu nantinya ada tujuh daerah yang mewakili Indonesia mementaskan kesenian, di antaranya Kediri (Jawa Timur), Yogyakarta, Bali.
Selain Guntur, acara peringatan KAA ke-60 ini juga akan menampilkan kelompok musik 'Kerontjong Toegoe' yang dijadwalkan tampil untuk menghibur para delegasi peserta Konferensi Asia Afrika 2015 di Istana Negara, Jakarta.
"Kami akan tampil juga di Istana Negara untuk menyambut KAA," kata Pimpinan Kerontjong Toegoe Andre J Michiels.
Andre mengungkapkan bahwa kelompoknya akan menampilkan lagu-lagu keroncong asli dari Indonesia, agar bisa memperlihatkan budaya bangsa.
"Kami para seniman memang harus melestarikan budaya sendiri, serta memperkenalkan kepada negara lain meskipun sulit untuk bisa dijadikan sandaran hidup, maka kami ingin berusaha melestarikan saja dengan ikhlas dan berkolaborasi dengan seniman-seniman lain," ujarnya.
Buah Tangan yang Akan Mendunia
Peringatan KAA ke-60 juga menjadi ajang promosi luar biasa dari batuan alam dan peralatan tradisional Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan ada dua belas macam produk khas Indonesia yang diberikan sebagai cenderamata untuk delegasi peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60, mulai dari akik hingga keris.
"Ada 12 suvenir, yang paling populer akik," kata Arief
Salah satu akik yang akan diberikan sebagai cendera mata adalah 120 liontin batu akik jenis pancawarna yang akan diberikan kepada para ibu negara. Akik Pancawarna tersebut diberi sertifikat berisi penjelasan sejarah batu tersebut secara ilmiah oleh Koperasi Paguyuban Lasminingrat Gemstone Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Batu akik untuk KAA itu disertifikatkan langsung oleh Ir Sujatmiko, geolog di Bandung dan yang ditua-kan mengetahui soal batu," kata Ketua Paguyuban Lasminingrat Gemstone Yudi Nugraha.
Ia menuturkan Sujatmiko akan memberikan pernyataan dalam lembaran kertas sebagai bukti bahwa batu yang dijadikan suvenir KAA tersebut asli batu Indonesia dari Garut. Pernyataan yang ditulis tangannya sendiri itu, kata Yudi, akan dimasukan pada kemasan batu akik yang menarik.
"Beliau menorehkan tulisannya sendiri, sertifikat itu akan menjelaskan soal batu akik tersebut, sejarah batu secara ilmiah," katanya.
Ia menjelaskan, tujuan disertifikatkan batu akik agar para delegasi dari berbagai negara itu percaya pada keaslian dari batu akik tersebut serta dapat diketahui sejarah dan makna dari batu bongkahan alam itu.
"Kalau kita mengetahui sejarahnya maka akan lebih bemakna dan bangga memilikinya," katanya.
Dari informasi yang dihimpun, batu akik Pancawarna dari Kecamatan Bungbulang, Garut, merupakan jenis batu nomor satu dengan kisaran harga Rp4 juta sampai Rp50 juta per buah.
Pengrajin batu akik di tempat pemotongan batu Koperasi Lasminingrat, Garut Rachmat Abdul berharap, cendera mata batu akik khas Garut dan umumnya Indonesia itu dapat semakin terkenal ke seluruh belahan dunia.
"Batu akik ini kreativitas warga Garut yang ingin mengenalkan hasil bumi tanah Pasundan dan Indonesia kepada para kepala negara," katanya.
Selain batu akik ada juga berbagai cendera mata lain yang akan dijadikan kenang-kenangan untuk para pemimpin dan delegasi negara-negara Asia dan Afrika dalam perhelatan Internasional itu meliputi batik, tenun, kopi dan juga keris.
Menpar Arief Yahya berharap dengan berbagai kegiatan dalam peringatan KAA 2015 ini, dalam waktu dekat bisa menjaring 2.500 wisatawan mancanegara (wisman) yang hadir langsung sebagai peserta dan partisipan dalam acara tersebut, sementara pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) ditarget mencapai 100.000 orang.
Sedangkan untuk harapan jangka panjang, Arief menilai media "value" acara tersebut sangat besar. "Itu karena diliput lebih dari 1.000 jurnalis dari dalam dan luar negeri sehingga sangat baik untuk promosi Wonderful Indonesia, khususnya destinasi Jakarta dan Bandung," katanya.