Jakarta (Antara News) - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi mengajak negara-negara di Asia dan Afrika mendukung pembangunan kapasitas Palestina sebagai salah satu upaya mencapai kemerdekaan negara tersebut.
"Sangat penting bahwa negara-negara Asia-Afrika bersatu dalam memberikan dukungan kepada Palestina serta mengembangkan kerja sama mereka pada program-program peningkatan kapasitas," kata Menlu Retno dalam pidato pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri KAA 2015 di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan bahwa Indonesia tetap teguh memberi dukungan yang solid bagi Palestina untuk meraih kemerdekaan dalam konteks solusi dua-negara.
Oleh karena itu, kata Retno, Pemerintah Indonesia meyakini bahwa memastikan kesiapan kemampuan masyarakat dan pemerintah Palestina untuk mengatur sebuah negara yang merdeka sama pentingnya dengan upaya mencapai kemerdekaan itu sendiri.
Menlu Retno L.P. Marsudi membuka Pertemuan Menteri Asia Afrika (Asia Africa Ministerial Metting) yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada hari kedua pelaksanaan Konferensi Asia AFrika (KAA) 2015.
Pertemuan Tingkat Menteri Asia-Afrika, yang dijadwalkan berlangsung dari pukul 09.20 WIB - 18.00 WIB, merupakan tindak lanjut dari pertemuan para pejabat tinggi ("Senior Official Meeting"/SOM) yang telah diadakan Minggu (19/4).
Kedua pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas tiga dokumen penting yang akan menjadi dokumen hasil KAA 2015, yaitu Bandung Message, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika, Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Palestina.
Dari ketiga dokumen tersebut, dokumen Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Palestina merupakan dokumen pertama yang disepakati bersama dalam Pertemuan KAA Tingkat Pejabat Tinggi (SOM).
Pakar Timur Tengah dari UGM Siti Mutiah Setiawati berpendapat, Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Palestina, yang menjadi salah satu dokumen utama yang dibahas di Konferensi Asia Afrika 2015, merupakan bentuk dukungan moral dari Indonesia.
"Dukungan moral sangat penting untuk Palestina. Penting untuk masih diakui sebagai bangsa yang bermasalah, bukan yang membuat masalah, dan perlu dukungan internasional untuk menyelesaikan masalahnya," kata Siti.
Indonesia, menurut Wakil Ketua Kajian Timur Tengah Sekolah Pascasarjana UGM itu, sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno telah memberi dukungannya terhadap Palestina.
"Indonesia akan menyerukan Palestina sebagai negara yang masih terjajah pada dunia," kata dia.