Kupang (Antara News) - General Menager Pertamina Marketing Operation Region V Jawa Timur Giri Santoso mengatakan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki delapan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), paling banyak di seluruh Indonesia.
Di daratan Pulau Flores saja misalnya, mulai dari Larantuka, Kabupaten Flores Timur sampai ujung barat Pulau Flores ada empat TBBM, dua di Pulau Timor, satu di Pulau Sumba dan satu di Pulau Alor, kata Giri Santoso, di Larantuka, Rabu.
Dia mengemukakan hal itu kepada wartawan sesuai acara reaktivasi kembali Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Larantuka Marketing Operation Region V Jawa Timur.
TBBM Larantuka yang dibangun pada 1983 itu, sejak 2008 lalu atau sekitar tujuh tahun lalu ditutup oleh pihak Pertamina karena dinilai tidak menguntungkan perusahan itu.
Giri Santoso mengakui, pada 2008 ada pemikiran dari Pertamina untuk menutup tiga TBBM di Pulau Flores, sehingga Pulau Flores cukup satu TBBM saja. Rencana penutupan TBBM itu untuk efisiensi.
Namun rencana itu batal dilakukan Pertamina dan hanya satu TBBM saja yakni TBBM Larantuka, di Kabupaten Flores Timur yang ditutup pada 2008 lalu.
Sementara tiga TBBM yakni Maumere, Ende dan Reo di ujung barat Pulau Flores tetap beroperasi.
"Sekarang karena ada permintaan dari pemerintah sehingga Pertamina kemudian memutuskan untuk membuka kembali TBBM Larantuka, dan mulai 21 Januari 2015 ini resmi mulai beroperasi kembali," katanya.
TBBM yang melayani distribusi dan suplai bahan bakar minyak (BBM) untuk wilayah Kabupaten Flores Timur, Adonara dan Lembata itu, tidak beroperasi sejak tujuh tahun lalu.
Untuk melayani kebutuhan BBM pada wilayah-wilayah di ujung timur Pulau Flores itu, pihak Pertamina harus menyuplai BBM dari Maumere, Sikka.
Giri Santoso berharap dengan beroperasinya kembali TBBM Larantuka di Mokantara, Kecamatan Larantuka ini masyarakat yang berada di tiga pulau ini yakni Larantuka, Adonara dan Solor tidak lagi mengalami kesulitan BBM.