Raha (Antara News)- Pemerintah Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara diminta mengusulkan `Kaghati`, Layang-layang tradisoonal setempa, untuk menjadi warisan dunia kepada Unesco.
Permintaan tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Leggong Indonesia, Sari Majid saat menghadiri pembukaan Festival Layang-layang Internasional di Raha, Selasa malam.
"Layang-layang `Kaghati` yang terbuat dari daun ubi hutan, benar-benar tradisional dan sangat unik. Makanya, layang-layang tradisional masyarakat Muna ini perlu diusulkan kepada Unesco agar bisa layak mendapatkan pengakuan sebagai warisan dunia," katanya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri kata dia, sudah menetapkan Layang-layang `Kaghati` asal Muna tersebut sebagai warisan budaya nasional.
Penetapan tersebut kata dia, didasarkan pada keunikan layang-layang tradisional tersebut yang terbuat dari daun ubi hutan dan setelah diterbangkan, bisa bertahan berhari-hari di udara.
"Di antara ribuan layang-layang, hanya layang-layang `Kaghati` yang bisa bertahan sampai beberapa hari di udara setelah diterbangkan. Itulah salah satu keunikan `Kaghati` sehingga dijadikan warisan budaya nasional," katanya.
Layang-layang `Khagati` sudah berulang kali menjuarai lomba layang-layang dalam ivent Festival Layang-layang Internasional yang diselenggarakan di beberapa negara, termasuk di Muna sendiri.
Bahkan menurut Sari Majid, di negara-negara Eropa layang-layang `Kaghati` asal Muna sudah sangat terkenal karena selalu meraih juara satu pada beberapa kali kegiatan Festival Layang-layang Internasional.

