Gorontalo (Antara News) - Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo, Idris Rahim mencurigai masih banyak kasus HIV/AIDS belum dilaporkan, sehingga menghambat penanggulangan penyakit mematikan tersebut.
"Penderita maupun keluarga tidak akan dengan mudah melaporkan kasusnya kepada KPA bahkan rumah sakit, ini yang beda dalam penanganan kasus HIV/AIDS. Banyak faktor yang menyebabkan keengganan melapor dan paling utama adalah malu," kata Idris, yang juga Wakil Gubernur Gorontalo saat sosialisasi di SMK I Suwawa Kabupaten Bone Bolango, Senin.
Menurutnya, semakin tinggi jumlah kasus yang ditemukan, pihaknya akan semakin mudah menanggulangi penyebaran penyakit dan penderita bisa diberikan terapi.
Untuk mendorong penderita maupun masyarakat melaporkan kasus HIV/AIDS, KPA memberikan layanan secara pribadi agar rahasia penderita terjamin.
"Jangan ragu-ragu memeriksakan diri ke rumah sakit dan melakukan tes. Seluruh biaya pengobatan penyakit ini gratis," tukasnya.
Menurutnya, saat ini penderita HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo sudah berada pada posisi yang memprihatinkan. Tercatat sudah ada 153 penderita yang terdiri dari 108 pria dan 45 wanita.
"Dari 153 orang itu, di kabupaten Bone Bolango terdapat 17 penderita. Itu pun masih banyak yang belum di laporkan," tambahnya.
Lebih jauh ia mengatakan, pencegahan penularan HIV bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tapi membutuhkan peran serta semua pihak termasuk orang tua dan para guru untuk melakukan pembinaan.
Idris juga berharap setiap sekolah memberlakukan pengawasan ketat terhadap penggunaan narkoba di kalangan siswa dan menerapkan sekolah bebas asap rokok.