Wangiwangi (Antara News) - Semua peserta konvoi kapal layar mewah (Yacth) dari berbagai negara peserta Sail Komodo 2013 yang singgah di Kabupaten Wakatobi, telah meninggalkan kabupaten itu menuju Pasarwajo, ibukota Kabupaten Buton, pada Rabu dini hari..
"Peserta konvoi kapal layar lainnya sebanyak 19 kapal sudah lebih meninggalkan Wakatobi pada hari Senin dan Selasa (20/8) pagi. Selama berada di Wakatobi para penumpang kapal layar mewah menyaksikan berbagai antraksi tradisi budaya masyarakat setempat," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi, Tawakal di Wangiwangi, Rabu.
Berbagai atraksi budaya tersebut antara lain `Kabuenga` dan `Karia` di Pulau Kapota, `Posepa` di Liya Togo, dan `Bangka Mbule-mbule` di pesisir pantai laut Mandati. "`Kabuenga` merupakan tradisi masyarakat Wakatobi dalam mencari jodoh bagi kaum muda mudi," katanya.
Biasanya ujar dia, muda mudi atau kaum remaja yang mengikuti tradisi `Kabuenga` segera menemukan calon pasangan lalu menikah. "Artis nasional Zaskiah Meca menikah setelah ikut acara `Kabuenga` di Wakatobi," kata Tawakal
Sedangkan `Mbangka Mbule-mbule` merupakan tradisi nelayan Wakatobi melarung sesajen di tengah laut yang digelar sekali setahun pada setiap kali musim paceklik ikan dan kondisi cuaca di laut sedang tidak bersahabat dengan para nelayan, terutama nelayan penangkap ikan. Sesajen yang dilarung di tengah laut tersebut menurut dia, dimaknai sebagai permohonan kepada penguasa alam laut agar melimpahkan rejeki kepada para nelayan saat melaut.
"Tadisi "Mbangka Mbule-mbule ini merupakan warisan dari leluhur masyarakat Wakatobi yang hingga saat ini masih tetap dilestarikan," katanya. Sementara `Posepa` merupakan kebiasaan masyarakat Liya Togo Wakatobi, saling menendang mengadu kekuatan betis pada setiap selesai melaksanakan Shalat Idul Fitri.
Mereka yang cidera kaki atau patah tulang betis, bisa segera pulih kembali setelah dimantra-mantra tetuah adat yang telah disiapkan kedua pihak yang saling beradu tendang kaki. "`Posepa` dalam bahasa masyarakat setempat artinya baku tendang kaki," katanya.
Selain itu kata dia para turis mancanegara tersebut juga menyaksikan sejumlah tari-tarian tradsional khas daerah Wakatobi seperti tari `Sajomoane` dan tarian `Balumpa`. `Tarian Sajomoane, merupakan tarian adat masyarakat Wakatobi dalam menyambut tamu-tamu agung atau tamu kehormatan daerah.
Sedangkan tarian Balumpa merupakan tarian adat dalam meluapkan kegembiraan masyarakat ketika mendapat tamu kohormatan atau luapan kegembiaraan ketika sedang menggelar pesta adat.