Wangiwangi (ANTARA News) - Angka kemiskinan di Kabupaten Wakatobi, dalam dua tahun terarkhir terus menurun.
Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi, Hardin La Omo di Wangiwangi, Kamis mengatakan, di tahun 2011, jumlah penduduk miskin di Wakatobi masih tercatat 16,24 persen dari total penduduk 114.000 jiwa lebih.
Di tahun 2012 kata dia, jumlah penduduk miskin terserbut menurun menjadi sisa 15,56 persen.
"Penurunan angka kemiskinan penduduk Wakatobi tersebut, telah melampaui target pengentasan kemikinan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wakatobi," katanya.
Dalam RPJMD Wakatobi tahun 2012-2016 kata dia, ditetapkan target penurunan angka penduduk miskin sebesar 16,45 persen dari total penduduk Wakatobi.
Meski demikian ujarnya, angka penurunan kemiskinan tersebut masih berada di bawah rata-rata nasional dan provinsi Sultra.
"Kita akan terus menekan angka kemiskinan ini, hingga pada tahun 2015 nanti jumlah penduduk miskin di Wakatobi, sudah bisa melampaui target pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 12 persen," katanya.
Bersamaan dengan penurunan angka penduduk miskin tersebut jelas Hardin, ekonomi Wakatobi tahun 2012 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 8,61 persen.
Pertumbuhan ekonomi sebesar 8,61 persen yang dicapai Wakatobi di tahun 2012 ini, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai pertumbuhan rata-rata sebesar 10,44 persen.
Meski demikian ujar dia, angka pertumbuhan ekonomi Wakatobi tersebut masih lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tercatat 6,10 persen.
Menurut dia, menurunnya angka pertumbuhan ekonomi Wakatobi tersebut dipicu oleh rendahnya kontribusi sektor pertanian dalam arti luas terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Wakatobi.
"Menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, tidak berpengaruh terhadap PDRB Kabupaten Wakatobi atas dasar harga berlaku," katanya.
PDRB Wakatobi di tahun 2011 menurut Hardin, hanya tercatat sebesar Rp1,09 triliun, sedangkan tahun 2012 PDRB tersebut meningkat menjadi sebesar Rp1,23 triliun.
"Meningkatnya angka PDRB ini, mengindikasikan adanya peningkatan penerimaan yang signifikan dari sektor lain," katanya.