Kendari (ANTARA News) - Film `The Mirror Never Lies` yang diproduksi Pemerintah Kabupaten Wakatobi bekerja sama dengan WWF Indonesia, SET Film bersama Garin Nugroho, dan Nadine Chandrawinata, menjadi film terbaik di kawasan Asia Pasifik.
Bupati Wakatobi, Hugua kepada ANTARA menyatakan rasa bangga atas penghargaan yang diraih film yang dari daerah kepulauan di Sulawesi Tenggara itu.
Ia menjelaskan, film `The Mirror Never Lies` terpilih menjadi film terbaik tersebut di ajang penghargaan International, 6th Asia Pacific Screen Awards yang digelar di Brisbane Australia, pada 23 November 2012 lalu.
Film yang ikut diseleksi dalam ajang tersebut kata dia, sebanyak 264 film dan yang masuk nominasi hanya 34 film dari 18 negara.
"Dari 34 film yang masuk nominasi tersebut, dua di antaranya film dari Indonesia, yakni `The Mirror Never Lies` atau Cermin tidak Pernah Bohong dan Negeri di Bawah Kabut," katanya.
Namun ujarnya, yang memperoleh penghargaan dalam ajang tersebut, hanya film `The Mirror Never Lies` atau Cermin tidak pernah bohong dalam kategori Children Feature Film.
"Penghargaan tertinggi dalam ajang Asia Pacific Screen Awards itu, diberikan langsung kepada Sutradara Film `The Mirror Never Lies`, Kamila Andini di Brisbane Australia, pada 23 November 2012 lalu," katanya.
Menurut Hugua, Asia Pacific Screen Awards merupakan ajang penghargaan tahunan International region Asia Pacific, bekerjasama antara pemerintah Queensland, Australia, UNESCO dan FIAPF-International Federation of Film Producers Associations.
Film `The Mirror Never Lies` sendir kata dia, pernah memperoleh penghargaan Earth Grand Prix Awards dari Tokyo International Film Festival 2011 untuk Film bertemakan lingkungan terbaik, dan Fipresci Awards (Penghargaan tertinggi dari asosiasi Kritikus Film International) dari Hongkong International Film Festival 2012.
Ia mengatakan, film `The Mirror Never Lies` yang dibintangi oleh Atiqah Hasiholan dan Reza Rahadian, bercerita tentang kehidupan Suku Bajo, suku laut di kepulauan Wakatobi.
Film yang sarat dengan pesan konservasi itu kata dia, mengambil lokasi shooting di lokasi-lokasi cantik di Kabupaten Wakatobi.
"Anak-anak suku Bajo di Wakatobi, ikut dilibatkan menjadi pemain pendukung dalam film itu," katanya. (Ant).