Kendari (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan tahun 2012 menyediakan lahan seluas 4.000 hektare untuk budidaya tanaman sorgum (sorghum bicolor L), salah satu sumber bahan pangan tertinggi selain beras, jagung dan gandum.
Kadis Tanaman Pangan Konsel, Abd Rahman di Kendari, Sabtu mengatakan, dari areal yang disediakan untuk tanaman sorgum itu, atau yang baru diperkenalkan petani setempat akan dikembangkan di Kecamatan Lainea, tepatnya di Kelurahan Punggaluku.
"Sebenarnya tanaman Sorgum ini, sudah lama ada di Sulawesi, hanya saja petani kebun, baru menjadikan sebagai tanaman tumpang sari pada lahan perkebunan saat mereka menanam jagung, padi ladang dan jenis tanaman kayu rimba lainnya," katanya.
Apalagi tanaman ini, mudah tumbuh dihampir seluruh daerah-daerah marginal dan kering, dan tidak diperlakukan sebagai tanaman manja seperti padi sawah maupun tanaman jagung atau umbi-umbian lainnya.
Hanya saja, tanaman sorgum ini, tidak terlalu populer dan belum dikembangkan oleh masyarakat petani perkebunan, kecuali dibeberapa provinsi di Tanah Air sepeti di Jawa, NTB dan NTT.
Bahkan lanjut Rahman, Sorgum memiliki potensi hasil yang relatif lebih tinggi dibanding padi, gandum dan jagung. Bila kelembaban tanah bukan merupakan faktor pembatas, produksi hasil sorgum dapat melebihi 10 ton/ha dengan rata-rata hasil antara 7-9 ton/ha, pada daerah dengan irigasi minimal, rata-rata hasil sorgum dapat mencapai 3-4 ton/ha.
Selain itu, sorgum memiliki daya adaptasi luas mulai dari dataran rendah, sedang sampai dataran tinggi. Hasil biji yang tinggi biasanya diperoleh dari varietas sorgum berumur antara 100-120 hari. Sedangkan varietas sorgum berumur dalam cenderung akan cocok bila digunakan sebagai tanaman pakan ternak.
"Tanaman sorgum atau biasa disebut masyarakat lokal sebagai batari, yang mempuyai ruas seperti tanama tebu, namun tidak dikembangkan dalam jumlah besar, karena belum banyak dikenal masyarakat di Sultra," kata Tami, salah seorang petani di Kecamatan Konda kabupaten Konsel.
Terkait harga jual, tanama sorgum, lebih mahal dibanding beras yakni bisa mencapai Rp11.000 hingga Rp12.000 per kg, sementara beras hanya berkisar Rp7.000 hingga Rp9.000 per kilogram. (Ant).