Andolo (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi dalam arti luas di Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) selama kurun waktu lima tahun terakhir cukup menggembirakan.
"Hampir semua aspek ekonomi di Mowila mengalami perubahan yang cukup drastis, seperti pendapatan penghasilan masyarakat, pertumbuhan penduduk hingga pembangunan fisik daerah yang dari tahun ke tahun terus meningkat," kata Camat Mowila, Saefullah, di Andolo, Jumat.
Menurut Saefullah, jumlah penduduk pada tahun 2007 misalnya baru mencapai sekitar 7.500-an orang, namun setelah memasuki tahun 2012 sudah mencapai angka 13 ribu orang.
Pesatnya pertumbuhan penduduk di wilayah itu bukan karena angka kelahiran tinggi, tetapi tingginya warga pendatang dari luar daerah yang masuk di Mowila untuk membuka lapangan kerja terutama pada usaha di bidang perkebunan, persawahan maupun sektor jasa lainnya.
Begitu pula kemajuan di bidang jasa ekonomi dan transportasi, kata Saefullah, masyarakat yang dahulunya tidak tahu melakukan transaksi di bank dan hanya menyimpan uangnya dibawa bantal, kini sudah aman, karena di daerah itu sudah ada dua bank milik pemerintah dan swasta yakni BRI dan Artha Graha (AG).
Hanya saja, lanjut Saefullah bank swasta itu, belum membuka pelayanan pinjaman kredit maupun simpanan masyarakat umum, dan hanya untuk menunjang usaha perusahaan dan karyawan yang membuka usaha sektor perkebunan di dua wilayah kecamatan (Angata dan Mowila).
Ia mencontohkan, kehadiran bank BRI selama dua tahun terakhir, telah membawa perkembangan dan kemajuan bagi masyarakat dan daerah, karena warga tidak lagi harus ke ibu kota kabupaten maupun ke Kota Kendari melakukan transaksi tetapi cukup di BRI saja yang ada di tengah ibu kota kecamatan.
"Dengan keberadaan perbankan di ibu kota kecamatan itu, juga berpengaruhi terhadap tumbuh kembangnya berbagai usaha ekonomi mikro produktif seperti usaha kuliner khususnya yang bergerak pada penjualan makanan dan minuman serta bermunculnya pedagang kios dan toko-toko yang menjual sejumlah kebutuhan sembako di daerah itu," kata Sefullah.
Yang menjadi kendala selama ini, terbatasnya tenaga kerja yang bergerak pada jasa bangunan, dimana bila ada warga yang akan mendirikan bangunan, harus mendatangkan tenaga kerja (tukang) profesional dari luar kecamatan dari Kota Kendari, sebab tenaga kerja lokal justru banyak yang ke luar daerah.
Sebab daerah Mowila yang, merupakan eks warga transmigrasi dan hanya berjarak kurang dari 40 kilometer dari Kota Kendari atau sekitar 75 kilometer dari ibu kota Andolo, maka masyarakatnya banyak yang justru menjajakan usahanya ke Kota Kendari ketimbang harus ke ibu kota kabupaten yang lebih jauh.
"Saya optimis, dengan jangka 5-10 tahun ke depan, Mowila akan menjadi salah satu ibu kota kecamatan dengan skala kemajuan yang akan menyamai ibu kota kabupaten," ujar Saefullah. (ANT).