Raha (ANTARA News) - Para pedagang makanan dan minuman di kawasan permandian air tawar di Kelurahan Wakumoro, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, mendulang rezeki selama objek wisata alam itu dibuka menjelang lebaran dan sesudah sholat Idul Fitri 1433 hijriah.
Wa Ima, pedagang makanan ringan dan minuman kaleng segar mengatakan, rata-rata pendapatan bersih yang diterimanya selama berjualan di kawasan permandian alam itu bisa mencapai Rp100.000 hingga Rp150.000 per hari.
Ia mengatakan, penghasilan yang diperoleh itu sudah termasuk pembayaran retribusi masuk dan mendirikan tenda terpal di kawasan objek permandian yang dikelilingi pepohonan yang rindang dan besar itu.
Pantauan di lokasi permandian alam Wakumoro, warga masyarakat dari berbagai penjuru di Kabupaten Muna, membeludak masuk di kawasan permandian itu sejak pagi hingga sore.
Menariknya, para pengunjung juga dihibur dengan tayangan musik orgen yang sudah disiapkan pengelola objek wisata, sehingga mereka tidak jenuh.
Sesepuh pengelola objek permandian Wakumoro, La Ode Halise mengatakan, objek permandian air tawar itu sejak belasan tahun lalu sudah dipadati masyarakat tidak hanya datang dari masyarakat Kabupaten Muna, namun juga dari luar daerah seperti Buton dan Kota Baubau.
"Bahkan masyarakat dari luar Sultra bila libur lebaran seperti saat ini, datang menikmati suasana permandian alam yang sejuk dan cukup dingin itu," ujar Lily, salah seorang pengunjung dari Kecamatan Kabawo.
Objek wisata permandian yang cukup populer di Kabupaten Muna, selain di Wakumoro, juga permandian Jompi, Motonuno dan air setengah tawar di permandian Napabale, namun dua objek wisata itu kini kondisinya sudah tidak terawat sehingga masyarakat lebih memiliki ke permandian alam Wakumoro.
Alasan masyarakat memilih obyek permandian Wakumoro itu adalah, selain mudah dijangkau warga juga murah, aman, bersih dan sejuk alami. (ANT).

