Kolaka (ANTARA News)- Sebuah kendaraan bus angkutan antarkabupaten antarprovinsi (AKAP) "PO Ramayana" mengalami kecelakan masuk jurang sedalam 80 meter di Desa Walasiho, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (13/12) sekitar pukul 02.00 Wita.
Peristiwa kecelakaan bus yang dikemudikan Otto (30) dengan memuat penumpang sebanyak 20 orang dari Kabupaten Tanah Toraja (Sulawesi Selatan) menuju Pomalaa, Kabupaten Kolaka (Sultra) itu, menewaskan dua orang penumpannya.
Salah seorang penumpang yang selamat, Minton (30) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka mengatakan, saat kejadian dirinya berada di dekat pintu mobil, sehingga bisa menyelamatkan diri dengan melompat sebelum bus itu masuk ke jurang.
Ia menceritakan, kejadiannya sekitar pukul 02.00 Wita dini, ketika mobil sedang melakukan pendakian pada jalan tanjakan, namun mobil itu berhenti dalam keadaan bunyi mesin, dan segera diganjal dengan batu oleh kondekturnya.
"Tapi ketika mobil tersebut kembali melakukan pendakian tiba-tiba mesin mobil mati, sehingga mobil mundur ke belakang dan tidak bisa terkendali, akhirnya jatuh ke dalam jurang," katanya
Menurut dia, saat mobil mundur sebagian penumpang sudah mulai panik dan tampak sopir tidak bisa mengendalikan kondisi mobil sehingga menyebabkan terperosok ke jurang.
Pantauan ANTARA tampak para penumpang yang selamat dari lokasi kejadian itu diangkut dengan mobil Puskesmas Kecamatan Rante Angin sekitar pukul 11.00 Wita, sedangkan korban yang mengalami luka serius, di antaranya sopir bus itu langsung dilarikan ke Unit Gawat Darurat RSUD Benyamin Galuh untuk mendapatkan pertolongan medis.
Sementara salah seorang penumpang, Yohanis Piambang (65), pensiunan karyawan PT. Antam Tbk UBPN Pomalaa, meninggal saat perjalanan dari lokasi kejadian ke RSUD Benyamin Guluh, sedangkan istrinya hingga kini masih kondisi koma di rumah sakit itu.
Sedangkan satu korban meninggal lainnya, Hj. Sitti Binar (60) warga asal Palopo (Sulawesi Selatan) ketika mobil jatuh ke jurang meninggal di tempat tersebut, langsung dibawa oleh keluarganya untuk dimakamkan di kampung halamannya.
"Beberapa pasien mengalami luka serius pada bagian kepala dan harus mendapatkan perawatan intesif dengan tindakan operasi jahitan," kata salah seroang perawat di RSUD Benyamin Galuh, tanpa menyebutkan secara rinci mengenai jumlah korban yang luka serius. (Ant).