Kupang, (ANTARA News) - Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Klemens Meba, mengatakan program "Gong Belajar" tidak terlepas dari upaya untuk membangun karakter para peserta didik melalui sikap disiplin dan budaya belajar.
"'Gong Belajar' itu akan dicanangkan di Provinsi NTT sebagai gerakan moral untuk membangun karakter peserta didik untuk lebih disiplin menggunakan waktu belajar dan membudayakan anak untuk belajar pada waktu yang sudah disepakati," kata Klemens Meba ketika menutup acara Bantuan Teknis (Bantek) Profesional kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Propinsi NTT di Kupang, Jumat.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan sejak Selasa (13/9) hingga Jumat (16/9) di Aula Biru Dinas PPO Provinsi NTT dan diikuti oleh 66 peserta yang berasal dari Kepala Sekolah dan Guru se-Kota Kupang serta Komite dan Para Pengawas Pendidikan Tingkat Propinsi NTT.
Klemens Meba mengatakan, pencanangan program "Gong Belajar" akan dilakukan oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada tanggal 27 September 2011 mendatang di Kupang.
Program Gong Belajar dicanangkan menurut dia untuk mengatur waktu belajar peserta didik dan orang tua serta masyarakat diminta untuk mengawasi kegiatan belajar tersebut.
Ia menjelaskan pada pukul 06.00 WITA "gong belajar" akan dibunyikan dan pada saat itu diharapkan dukungan orang tua untuk menyiapkan peserta didik berangkat ke sekolah untuk belajar.
Dan sekolah harus mampu menciptakan suasana lebih efektif dan disiplin dalam kegiatan proses belajar mengajar.
"Selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, itu merupakan tanggungjawab pihak sekolah sebagai pengelola pendidikan," katanya.
Ia menambahkan disaat yang sama orangtua dan masyarakat perlu melakukan kontrol terhadap peserta didik yang berada di luar sekolah dengan cara melapor ke sekolah.
Sedangkan pada sore hari menurut dia "gong belajar" akan ditabuh pukul 16.30 WITA dan pada pukul 17.00 WITA para peserta didik sudah harus berada di rumah untuk mulai melakukan aktivitas belajar.
"Mulai pukul 17.00 WITA anak-anak sudah harus mulai belajar,baik itu di rumah maupun di tempat lain yang terpenting pada saat itu peserta didik dalam suasana belajar,"ujarnya.
Untuk mensukseskan program tersebut, ia meminta dukungan semua elemen masyarakat untuk melakukan kontrol terhadap anak-anak yang masih berada di jalan atau di luar rumah.
"Hal ini penting dilakukan untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab pihak sekolah, tetapi merupakan tanggungjawab bersama antara orangtua dan masyarakat," tegasnya.
Untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, kata dia dibutuhkan kerja keras dan komitmen bersama untuk membangun pendidikan di NTT sehingga bisa keluar dari kesulitan.
"Kalau kita tidak mau bekerja keras dan tidak memiliki komitmen bersama membangun pendidikan di NTT, itu sama dengan kita membunuh masa depan anak-anak NTT," tegasnya.
Mantan Sekretaris Dinas PPO Provinsi NTT ini meyakini bila program gong belajar mendapat dukungan penuh dari semua komponen masyarakat,maka anak-anak akan merasa malu dan terisolir jika pada waktu belajar masih berada di luar rumah untuk bermain.
Ia mengatakan waktu pencanangan program gong belajar Dinas PPO Propinsi NTT akan mengundang sebanyak 300 guru di NTT, Para Bupati dan Para Kepala Dinas PPO se-NTT dan para Tokoh Masyarakat, Tokoh Pendidikan untuk mengikuti acara tersebut.
Pihaknya mengharapkan dengan adanya "gong belajar" karakter peserta didik bisa dibangun untuk semakin disiplin menggunakan waktu belajar dan membudayakan belajar sebagai sebuah kebiasaan.
"Hanya dengan belajar terus menerus para peserta didik bisa mendapat prestasi baik di sekolah," ungkapnya. (Ant)