Kendari (ANTARA) - PT Vale Indonesia memaparkan penerapan prinsip ESG atau Enviromental Social and Governance (Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola) dalam pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) bersama sejumlah NGO yang tergabung dalam Sulawesi Green Voice.
Direktur Corporate External Relations PT Vale Indonesia Yusuf Suharso saat ditemui di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa ada lima poin yang disampaikan PT Vale dalam diskusi itu, antara lain CSR dan konteks berkelanjutan, ESG dan integrasi dalam proses bisnis, ESG di sektor pertambangan, ESG di Indonesia dan Implementasi ESG di PT Vale Indonesia.
"Penerapan ESG paling simpel diterapkan di perusahaan," kata Yusuf.
Dia menyebutkan bagi perusahaan yang menerapkan ESG akan membawa dampak finansial karena menarik perusaan lain untuk tidak ragu berinvestasi.
"Misalnya kalau di perusahaan Vale, kami punya rating, sehingga kami bisa mendapatkan partner dari Ford Mobile untuk masuk di PT Vale Pomalaa," ujarnya.
Ia menjelaskan, dengan penilaian pendekatan ESG yang diterapkan di PT Vale juga lebih konprehensif, apalagi untuk bisnis. Selain ESG dalam proses bisnis, PT Vale mempunyai aturan yang cukup komprehensif dalam menerapkan ESG dalam kacamata lingkungan, sosial dan governance.
"Apalagi, PT Vale yang dulunya perusahaan multi nasional setelah berubah membuat investasi yang masuk di PT Vale sebesar 34 persen dan publik 20 persen," sebutnya.
Yusuf menerangkan keuntungan dalam menerapkan ESG bisa diperoleh dari sisi relasi perusahaan diantaranya kolaborasi dengan pemerintah, LSM dan komunitas memuluskan operasi bisnis. Menarik konsumen yang peduli isu sosial lingkungan, dan meningkatkan penjualan.
"Kemudian membangun reputasi positif dan memperkuat kepercayaan publik, membedakan dari pesaing dan menjadi asuransi atas risiko reputasi," jelas Yusuf.
Sementara dari sisi pemberdayaan, keuntungan dari korporasi bisa menarik talenta terbaik untuk menjadi karyawan milenial/Gen-Z lebih loyal pada perusahaan.
"Sedangkan dari sisi lingkungan, keuntungannya praktik berkelanjutan mengoptimalkan proses produksi dan membuka pasar baru. Kepatuhan hukum dan hubungan harmonis dengan komunitas mencegah konflik/denda," ungkap Yusuf.
Yusuf mengatakan semakin prinsip ESG diterapkan ke suatu perusahaan, maka pemilik modal merasa tren finansial semakin baik. Disamping itu, pemilik modal juga akan terjun ke masyarakat untuk menanyakan kontribusi perusahaan.
Langkah tersebut dilakukan oleh perusahaan Ford yang datang langsung menanyakan bagaimana interaksi PT Vale dengan pemerintah setempat maupun masyarakat sekitar.
"Ditanya apa bukti perusahaan ini, bagaimana interaksi dengan pemerintah. Begitu pula di masyarakat, apakah program sosial sudah diberikan dan lain sebagainya," papar Yusuf.
Hal tersebut pula yang menarik sehingga PT Vale di Pomalaa bisa bekerjasama dengan perusahaan asal China dan Amerika.
Sementara dari sektor pertambangan, prinsip ESG juga diandalkan untuk melihat performa perusahaan dalam mengurus masyarakat dan lingkungan.
Di pertambangan mineral untuk transisi energi menuju ekonomi rendah karbon.
"Dulu sumber energi utama dari batubara, sekarang produksinya turun dan nikel mulai naik," tambah Yusuf Suharso.