Jakarta (ANTARA) - Nama Sakti Wahyu Trenggono menjadi salah satu sosok yang kembali dipercaya mengemban tugas dalam kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk menakhodai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Inisiator program prioritas KKP Ekonomi Biru ini sebelumnya menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan ke delapan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dilantik pada 23 Desember 2020 lalu menggantikan menteri sebelumnya yakni Edhy Prabowo.
Dalam sepak terjangnya menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan era Presiden Joko Widodo, diketahui ia menginisiasi lima program Ekonomi Biru yang meliputi memperluas kawasan konservasi laut; penangkapan ikan terukur (PIT) berbasis kuota; pengembangan budi daya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan; pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau kecil serta pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan atau Bulan Cinta Laut (BCL).
Dalam berbagai kesempatan ia kerap menegaskan bahwa dalam pengelolaan sektor kelautan dan perikanan, ia berkomitmen senantiasa mengedepankan ekologi di samping pemanfaatan ekonomi dalam sektor ini. Mengutip laman Instagram KKP, program Ekonomi Biru pun akan tetap dijalankan pada masa pemerintahan baru.
Lebih jauh, putra kelahiran Jawa Tengah, 3 November 1962 ini rupanya sudah lekat dengan birokrasi, hal ini dibuktikan dengan kiprahnya yang sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan pada 25 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020 mendampingi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan ke-26 pemerintahan Joko Widodo.
Sosok yang mendapatkan anugerah Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Agustus 2024 ini memiliki latar belakang pendidikan sarjana (S-1) Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) lulus pada tahun 1986, serta melanjutkan pendidikan S-2 Magister Manajemen di universitas yang sama dan lulus pada 2006.
Tak berpuas diri dan ingin mengembangkan pengetahuan, Trenggono kini sedang menempuh pendidikan S-3 Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian di ITB. Dalam dunia pendidikan, ia juga aktif menjalankan amanat sebagai Ketua Majelis Wali Amanah Universitas Andalas.
Menilik Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2023 dari situs e-LHKPN KPK, Trenggono tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp2,665 triliun yang terdiri dari harta kekayaan berupa tanah dan bangunan sebesar Rp91,027 miliar, alat transportasi dan mesin Rp1,81 miliar, harta bergerak sebesar Rp22,95 miliar, surat berharga senilai Rp2,22 triliun, kas dan setara kas sebesar Rp156,1 miliar.
Sebelum berkarier di pemerintahan, setelah lulus kuliah Trenggono memulai kariernya sebagai system analyst di Federal Motor (kini PT Astra Honda Motor) pada 1986-1988, kemudian menjadi Manajer management information system (MIS) di Federal Motor periode 1988-1992, dilansir dari laman Indonesia.go.id.
Sakti Wahyu juga pernah menjabat sebagai General Manager MIS and Business Development Federal Motor Astra Group pada tahun 1992-1995, . Pada 1995, dirinya menjadi Direktur Perencanaan dan Pengembangan INKUD/Induk Koperasi Unit Desa.
Pada 2000-2009, Sakti Wahyu Trenggono juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Solusindo Kreasi Pratama-Indonesian Tower, perusahaan ini membawahi PT Tower Bersama Infrastruktur, penyedia infrastruktur menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 14.000 menara.
Ia juga pernah menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi pada tahun 2005-2016. Kemudian, Sakti Wahyu menjadi Komisaris Utama PT Teknologi Riset Global Investama pada tahun 2010-2016.
Pada 2018, Trenggono menjabat komisaris di perusahaan tambang emas Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Sejak 2004, Sakti Wahyu menjabat Anggota Dewan Sekolah MBA School Of Business Management ITB.