Masing-masing koordinator kawasan itu bertemu untuk berdiskusi menyusun dan mengidentifikasi prioritas langkah terkait dengan krisis air pada tingkat lokal dan regional.
"Semangat berkolaborasi tidak hanya menjadi pondasi yang kuat untuk masa depan (pengelolaan air) yang berkesinambungan. Tetapi juga memainkan peran yang krusial dalam kesuksesan (pengelolaan air) dari masing masing region," kata Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchondi Badung, Bali, Kamis.
Dalam sesi ini, masing-masing koordinator empat kawasan membagikan hasil diskusi satu tahun dan mendiseminasikan ide-ide nyata dalam mengatasi tantangan air regional. Forum juga memberikan pemahaman tentang aspek-aspek prioritas air yang umum, namun acapkali berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya.
Dalam sesi tersebut yang hadir menjadi pembicara di antaranya, Presiden Mediterranean Water Institute (IME) Alain Meyssonnier, CEO of Sabesp Benedito Braga, Executive Secretary of African Ministers’ Council on Water (AMCOW) Rashid Mbaziira, Chair of Governing Council Asia-Pacific Water Forum (APWF) Changhua Wu, dan Eelco Van Beek dari Asian Development Bank (ADB).
Seluruh sesi proses regional dikatakan Loic, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berkolaborasi dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah air. Mengatasi air di masing-masing kawasan, maupun antar kawasan yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
"Semangat berkolaborasi tidak hanya menjadi pondasi yang kuat untuk masa depan (pengelolaan air) yang berkesinambungan. Tetapi juga memainkan peran yang krusial dalam kesuksesan (pengelolaan air) dari masing masing region," katanya.
Adapun World Water Forum ke-10 telah menghasilkan empat poin Deklarasi Menteri yang disahkan. Deklarasi tersebut dihadiri 106 negara dan 27 organisasi Internasional.
Pertama, pendirian Center of Excellence untuk Ketahanan Air dan Iklim guna mengembangkan kapasitas dan pemanfaatan fasilitas yang unggul.
Kedua, dari Deklarasi Menteri adalah mengangkat dan mendorong isu pengelolaan sumber daya air secara terpadu pada pulau-pulau kecil. Meskipun dikelilingi perairan yang luas, Indonesia tetap memerlukan sistem kelola yang baik untuk mengatasi tantangan kualitas dan ketersediaan air bersih.
Ketiga, pengusulan Hari Danau Sedunia atau World Lake Day. Danau merupakan sumber pasokan air yang menghidupi manusia sekaligus memiliki fungsi sosial dan ekonomi masyarakat. Peringatan Hari Danau Sedunia tidak sekadar simbolis, namun sebagai salah satu kunci utama untuk menjaga kelestarian danau di seluruh dunia.