Jakarta (ANTARA) - Kepala Seksi Logistik Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Dedi mengemukakan penanggulangan banjir yang melanda kota itu membutuhkan penambahan jumlah personel petugas, sehingga bisa mencakup seluruh luasan wilayah yang terdampak.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, Dedi mengemukakan setidaknya lebih dari lima ratusan rumah warga yang berada di 11 kelurahan terendam banjir yang dipicu peningkatan hujan intensitas deras sejak Senin (4/3).
Dedi menyebutkan kondisi diperparah hujan deras yang berlangsung bersamaan dengan air laut pasang, sehingga mengakibatkan aliran air Sungai Lasolo Kendari Barat meluap hebat.
Wilayah terdampak banjir tersebar di Kelurahan Lahundape, Sodhoa Lasolo (Kecamatan Kendari Barat), Korumba (Mandonga), Punggolaka (Puuwatu), Kadia, Bende, Pondabea, Kelurahan Anaiwoi (Kadia), Anawai, Wua-wua, Bonggoeya (Wua-wua), dan Kelurahan Anggoeya (Kecamatan Poasia).
“Dampak banjir yang paling parah terjadi di Kelurahan Sodhoa dan Lasolo. Kurangnya jumlah personel jadi kendala tim di lapangan,” ujarnya.
Meski tidak merinci seperti apa kekurangan yang dimaksud, ia memastikan pimpinan BPBD sudah berkoordinasi dengan lintas instansi untuk dilakukan penambahan personel tersebut.
Hal itu butuh segera dilakukan, karena BPBD melaporkan hujan deras masih mengguyur Kota Kendari dan memicu perluasan wilayah terdampak.
Banjir juga menyasar kawasan berbukit yang sulit dijangkau, seperti Kelurahan Sanua dan Kampung Salo, Kamis (7/3) dengan ketinggian air 1,5-2 meter.
BPBD Kendari mencatat sebanyak 715 keluarga terpaksa mengungsi dan satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir ini.