Kendari (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggra (Sultra), Yusmin memerintahkan seluruh kepala sekolah dan guru cepat tanggap respon untuk masalah-anak kebutuhan khusus seperti yang dialami salah satu anak di Kabupaten Wakatobi.
Namanya, Leni (15) anak yang sudah yatim piatu namun semangatnya untuk menempuh pendidikan tingkat menengah atas (SMA) sangatlah besar di tengah segala keterbatasannya.
Setiap hari Leni, harus menempuh jarak sekitar 14 kilo meter pulang pergi dari rumahnya ke SMAN 1 Wangi-wangi demi mengejar cita-citanya menjadi seorang yang sukses di kemudian hari.
Mendengar informasi itu, Kadis Dikbud Sultra Yusmin langsung berangkat ke Wakatobi menemui Leni, pada Jumat (20/10) bersama rombongan Darma Wanita Persatuan Dikbud Sultra.
"Saya sudah galakkan juga ke kepala-kepala sekolah dan guru-guru di Sultra untuk anak-anak seperti ini harus menjadi perhatian serius, mungkin ada Leni Leni yang lainnya untuk secepatnya diinformasikan kepada kita," katanya.
Yusmin bersama rombongan guru-guru juga mengajak Leni untuk mengunjungi rumahnya di Dusun Langgaha Baru, Desa Wungka, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi. Di rumah yang sederhana itu, Yusmin bertemu dengan kedua adik Leni.
"Saya ke Wakatobi berdasarkan perintah dari Pj Gubernur Sultra Komjen Pol (P) Andap Budhi Revianto, dia langsung mengambil langkah cepat mengunjungi Leni di Wakatobi untuk segera mencarikan solusi atas keadaannya.
Hal ini juga dia lakukan dalam rangka menindaklanjuti program Pj Gubenur Sultra di sektor pendidikan untuk memastikan setiap anak di Bumi Anoa mendapat haknya dalam menempuh pendidikan yang layak.
"Kami sudah menemui Leni di sekolah, terus kita ke rumahnya juga. Saya juga sudah rapat sama kepala sekolahnya dan guru-guru bahwa keadaan ini sudah kita lihat secara nyata, dan ini tanggung jawab kita bersama, saya ingin memastikan bahwa anak kita ini punya kesempatan yang sama. Ini menjadi perhatian serius kami, dan kami pastikan hak-haknya untuk bersekolah terpenuhi dengan baik," jelas Yusmin.
Karena melihat jarak rumah dengan sekolah yang jauh, Yusmin sudah menawarkan solusi agar Leni tinggal bersama guru yang dekat dengan sekolah. Namun hal itu ditolak Leni dan tidak memungkinkan karena dia masih mengurus dua adik dan neneknya di rumah.
Yusmin juga memastikan, selama Leni sekolah di SMAN 1 Wangi-wangi dia akan mendapat beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP).
"Sudah dipastikan dia bisa menerima PIP. Sudah ada namanya, saya pastikan langsung, saya pastikan juga dia dapat," katanya.
Kadis Dikbud Yusmin bilang, dia juga sudah memerintahkan kepala sekolahnya untuk dibuatkan rekening khusus tabungan untuk Leni.
"Kepala sekolahnya tadi sudah saya sampaikan, kita buatkan tabungan khusus untuk Leni, dan kita akan galang semua untuk bagaimana dia bisa bersekolah, bukan hanya sampai di tingkat SMA, tapi juga bisa sampai ke perguruan tinggi ke depan," ungkapnya.
Di bagian lain, Kadis Dikbud Sultra menyampaikan terimakasih kepada Saleh Hanan, tokoh masyarakat Wakatobi yang cepat menyampaikan hal ini kepada dirinya dan juga kepala sekolah terkait Leni.
"Alhamdulilah hari itu juga Dharma Wanita Dikbud Sultra turun tangan langsung memberi bantuan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan jangka pendeknya," tutur Yusmin.