Kendari (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, melatih 10 kelompok petani budidaya rumput laut agar komoditas yang dihasilkan menjadi produk bahan jadi yang memiliki nilai tambah.
"Budi daya dilakukan di Kelurahan Palabusa yang merupakan sentra penghasil rumput laut di daerah eks-pusat Kesultanan Buton, agar mereka dapat mengolah rumput laut menjadi bahan jadi seperti es krim, stik rumput laut dan berbagai macam varian makanan lainnya," kata Kepala Disperdagrin Baubau, La Ode Ali Hasan dalam pernyataan yang diterima di Kendari, Kamis.
Dikatakan petani budidaya rumput laut yang menjual hasil panen rumput laut dalam bentuk bahan mentah melalui pelabuhan Baubau tercatat mencapai 1.500-1.700 ton dalam setahun.
Ia juga mengatakan, dukungan pemerintah daerah terhadap keberadaan ruang promosi termasuk mesin dan alat produksi rumput laut juga telah dalam progres pembangunan di Kelurahan Palabusa yang ditargetkan pekerjaannya rampung tahun 2023 ini.
Pihaknya berharap, dengan keberadaan ruang promosi tersebut nantinya dapat mempermudah pengolahan rumput laut dan pemasarannya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pembudidaya.
"Saat ini, harga rumput laut ditingkat petani bervariasi antara Rp25.000-Rp27.000 per kilogram tergantung dari jenis dan kualitasnya, atau alami penurunan dari sebelumnya yang pernah mencapai di atas Rp30.000 per kilogram," ujarnya.
Ali Hasan mengimbau para petani budidaya rumput laut tidak menjual bahan mentah ke pasaran, tetapi diolah terlebih dahulu agar menjadi produk bahan jadi yang memiliki nilai tambah.
"Minimal dari sekian banyak produksi yang ada itu, tidak dijual dalam bentuk gelondongan, tetapi kita berharap bisa diproduksi dalam bentuk jadi seperti dibuat produk yang bisa langsung dikonsumsi," katanya.