Kendari (ANTARA) - Revitalisasi sastra lisan etnis Moronene di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) harus dilestarikan agar tidak punah, karena merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia, kata Sekda Bombana, Man Arfa.
"Pemerintah Kabupaten Bombana telah menggelar pementasan revitalisasi sastra lisan Moronene sebagai aplikasi salah satu kebijakan dan peraturan pemerintah di bidang kebahasaan," katanya dalam taklimat media yang diterima di Kendari, Rabu.
Ia menyatakan kegiatan yang dilakukan pada Senin (28/8) itu merupakan perwujudan salah satu kebijakan dan peraturan pemerintah di bidang kebahasaan yaitu Permendagri Nomor 40 tahun 2007 tentang pedoman bagi kepala daerah dalam pelestarian dan pengembangan bahasa negara dan bahasa daerah.
"Berdasarkan dasar hukum tersebut, menjadi patron bagi pemerintah daerah untuk melakukan pelestarian, pengembangan dan pembinaan bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah," katanya.
Ia mengemukakan wilayah Bombana didiami berbagai suku atau etnik, yang tentunya membawa budayanya masing-masing, termasuk menggunakan bahasa daerahnya masing-masing.
"Ragam bahasa daerah yang dimiliki oleh masyarakat Bombana merupakan bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia," katanya menegaskan..
Karena itu, kata dia, revitalisasi pun diyakini punya peran penting dalam menjaga keaslian bahasa dan sastra daerah untuk tetap hidup. Masyarakat juga dapat membangun kembali tradisi komunitas bahasa dan sastra daerah.
"Penggunaan bahasa daerah, bukan untuk membangun egosentris kedaerahan tetapi sebagai langkah membangun interaksi bahasa untuk mempertahankan kekayaan bahasa yang dimiliki bangsa Indonesia," katanya.
Karena itu, kata dia, Pemkab Bombana akan terus mendukung langkah dan komitmen Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara untuk meningkatkan pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra daerah di tengah-tengah masyarakat melalui program-program kebahasaan dan kesastraan.
"Pemkab Bombana pun terus berupaya melestarikan kearifan lokal, termasuk sastra lisan, agar turunan cerita tidak hilang atau punah. Semoga dengan langkah ini pula, kita dapat menghadirkan generasi baru dari penutur bahasa dan sastra daerah di Bombana," katanya.
Sebab, keberlanjutan bahasa dan sastra daerah tetap berada di tangan penutur bahasa dan sastra daerah serta pemerintah daerah itu sendiri, demikian Man Arfa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Agar tak punah, sastra lisan Moronene di Bombana harus dilestarikan